Langit Tjerah menerima donasi buku bekas, buku baru, maupun alat pendidikan yang lainnya untuk kami salurkan kepada Komunitas Pendidikan maupun Taman Baca yang membutuhkan, silahkan hubungi contact person. Terima Kasih.

Saturday, March 10, 2018

Perempuan, Emansipasi, dan Bahaya Yang Mengancamnya



[1]. Hari Perempuan Sedunia
8 Maret 2018 diperingati sebagai Hari Perempuan Sedunia, dengan latar belakang sejarah yang begitu panjang. Pada tanggal 8 Maret 1857 buruh perempuan dari pabrik tekstil melakukan perlawanan di New York menuntut penghapusan penindasan dan eksploitasi terhadap buruh perempuan. Dalam demo tersebut berujung pembubaran paksa oleh polisi dengan kekerasan dan tindakan represif aparat. Walaupun ada beberapa pihak yang menyangsikan kejadian tersebut, namun seiring berjalannya waktu terjadi peristiwa-peristiwa penting yang dilakukan oleh kaum perempuan yang menguatkan dunia untuk menetapkan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia.

Partai Sayap Kiri tidak terlepas dari upaya-upaya menetapkan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia. Hal tersebut dapat dimaklumi jika kita melihat sejarah-sejarah yang terjadi sebelumnya. Perjuangan perempuan dalam memperoleh hak dan tidak selalu menjadi objek eksploitasi terkenal memang mendapat dukungan dari partai-partai sayap kiri. Memang, dalam prakteknya perempuan diperbolehkan untuk bekerja, namun pada waktu itu perempuan mendapatkan perlakuan yang ekspolitatif. Hal inilah yang mendorong para perempuan untuk melakukan perlawanan untuk menghapuskan penindasan terutama penindasan terhadap perempuan. Dunia pada kemudian hari mengakui peran perempuan dan berusaha untuk menciptakan kesetaraan hak terhadap perempuan.

Perjuangan Perempuan tak selalu dilihat dari sejarah pergerakan buruh, banyak pula perjuangan perempuan dalam aspek lain. Di Indonesia contohnya, R.A. Kartini, seorang perempuan bangsawan melakukan kritik terhadap Pemerintah Kolonial Belanda kala itu yang tidak memberikan kesempatan kepada perempuan untuk mengenyam pendidikan. Adapula perjuangan perempuan barat yang menolak kekerasan seksual dan industri pornografi pada tahun 1960-an. Perempuan kerap menjadi objek penindasan baik secara psikologis dan seksual, sehingga pada tahun-tahun tersebut muncul gerakan perlawanan.

Feminisme

Feminisme dalam arti filsafat adalah konsep berpikir yang memandang bahwa perempuan memiliki kesetaraan hak dan kewajiban. Lebih dalam lagi, feminisme melihat Patriarki dalam masyarakat melahirkan ketidakadilan terhadap perempuan, oleh karena itu Feminisme melakukan kritik dan pembaharuan terhadap konsep-konsep patriarki masyarakat. Feminisme menjadi penting jika menjadi kritik atas cara pandang masyarakat tradisional yang menempatkan laki-laki diatas segalanya. Bahkan pula cara pandang masyarakat primitif yang mengidentikan Tuhan dengan laki-laki, hal inilah yang seakan-akan melegitimasi laki-laki untuk melakukan penindasan terhadap perempuan. Dalam menghadapi cara pandang pandang masyarakat primitif inilah feminisme menjadi penting. Selebihnya feminisme menjadi cara berpikir yang relevan untuk melahirkan kritik terhadap penindasan gender dalam kehidupan masyarakat.

[2]. Feminisme
Feminisme melahirkan kritik baik dalam segi ekonomi, politik, sosial, gender, dan lainnya. Dalam segi ekonomi, bahkan sampai sekarang pun masih terjadi ketidakadilan terhadap perempuan. Perempuan mengalami dikriminasi ekonomi terkait pengupahan dan fasilitas ekonomi lainnya. Di bidang politik lebih kejam lagi, konsep patriarki yang berlebihan menempatkan perempuan untuk tidak mendapatkan hak-hak politik. Diskriminasi terhadap perempuan di bidang politik menempatkan perempuan menjadi makhluk pasif dan tidak boleh melakukan peran apapun. Di bidang sosial, perempuan kerap menjadi warga masyarakat kelas dua. Hak-hak perempuan hanya diberikan di dapur dan ranjang, inilah yang masih menjadi permasalahan besar bahkan dilapisan masyarakat paling bawah. Kurangnya edukasi dan kondisi sosial yang konservatif ekstrim memperburuk kodisi ketidakadilan yang dialami oleh perempuan. Feminisme menjadi cara berpikir yang sangat penting untuk menghadapi kondisi seperti ini.

Emansipasi Perempuan

Berlanjut dari feminisme, emansipasi adalah usaha untuk mendapatkan hak-hak dan kesetaraan derajat. Bisa dipahami bahwa emansipasi perempuan adalah usaha pelaksanaan feminisme. Emansipasi Perempuan melahirkan perjuangan-perjuangan perempuan untuk melepaskan diri dari ketidakadilan dan menutut ‘pembebasan’. Kondisi diskriminasi dan eksploitasi terhadap perempuan melahirkan perlawanan demi perlawanan yang menuntut untuk diakui kesetaraan hak dan kewajibannya. Hal inilah yang diwujudkan dalam sejarah-sejarah perjuangan perempuan.

Dalam prakteknya, perjuangan perempuan ada yang berskala besar hingga mengerahkan kekuatan massa, ada juga yang berskala kecil dalam bentuk keseharian. Dua hal tersebut tidak ada yang lebih baik maupun yang lebih buruk, semuanya memiliki porsi dan konteksnya tersendiri. Yang jelas, gerakan-gerakan perubahan tersebut memperlihatkan bahwa peran perempuan sangatlah penting. Masyarakat tidak sepantasnya lagi menempatkan perempuan sebagai masyarakat kelas dua.

Masalah-Masalah

Kerap kali kita mendengarkan statemen bahwa laki-laki calon suami yang hebat adalah yang berduit sehingga perempuan yang hebat adalah perempuan yang mampu mendapatkan laki-laki yang berduit tersebut. Ini adalah pemahaman yang primitif, hal ini disebabkan karena pemahaman yang keliru tentang definisi perempuan dan feminisme. Kondisi masyarakat yang terjajah oleh materialisme pragmatis membuahkan cara pandang yang sering salah terhadap nilai-nilai terhadap perempuan. Cara pandang seperti ini harus mulai diubah bahkan perlu ditinggalkan. Budaya tersebut lahir dari kondisi patriarki yang menempatkan perempuan sebagai benda yang memiliki nilai tawar.

[4]. Pameran Pakaian Korban Pemerkosaan, Brussel, Belgia
Masalah-masalah kekerasan seksual juga masih menjadi ironi di zaman ini. Industri pornografi masih eksis menempatkan perempuan sebagai objek pelampiasan bahkan kekerasan. Konten pornografi yang komersil dan ditujukan kepada masyarakat umum menjadi sangat berbahaya terhadap perempuan. Terlebih kondisi masyarakat yang minim pengetahuan dan pemahaman terhadap perempuan dapat menjadi predator yang berbahaya bagi perempuan. Hal tersebut mendorong masyarakat khususnya laki-laki untuk melakukan tindakan kriminal terhadap seksualitas perempuan. Seringkali ditemukan kasus-kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan, tanpa memandang usia dan strata sosial. Patriarki ekstrim juga memperburuk masalah ini. Perempuan sering disalahkan menjadi pengundang syahwat laki-laki melakukan tindakan kriminal. Pendapat bahwa perempuan jangan menggunakan pakaian seksi dikarenakan memancing laki-laki untuk melakukan pemerkosaan tidak selamanya benar dan menjadi pembenaran. Di salah satu pameran di Brussel, Belgia, menampilkan pakaian-pakaian korban pemerkosaan dan buktinya tidak hanya pakaian seksi, bahkan dengan seragam polisi pun wanita tetap menjadi korban pemerkosaan dan pelecehan seksual. Jika memahami apa yang ditampilkan dalam pameran tersebut, kita dapat menyipulkan dengan akal sehat bahwa perempuan kerap menjadi objek kekerasan dan sama sekali tidak menjadi sebab kekerasan tersebut. Kondisi patriarki masyarakatlah yang mencari pembenaran terhadap kriminalitas tersebut, perempuan yang disalahkan. Lagi-lagi, cara berpikir masyarakat yang primitif seperti ini masih saja dapat dengan mudah kita temukan. Kekerasan terhadap seksual terhadap perempuan tidak bergantung pada seberapa tertutup perempuan, namun bergantung seberapa tingkat kemesuman dan kebiadaban si pelaku.


[3]. Marsinah
Kekerasan kemanusiaan terhadap perempuan juga menjadi rapor merah bagi negara dan pemerintahan. Di Indonesia, pernah terjadi kekerasan terhadap seorang buruh pabrik yang bernama Marsinah. Marsinah adalah seorang buruh progresif yang melakukan gerakan penuntutan terhadap perusahaan dimana ia bekerja. Selang beberapa hari Marsinah ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mayatnya yang mengenaskan. Keterlibatan aparat dalam kematian Marsinah menjadi rapor merah bagi Negara dalam hal melindungi kaum perempuan. Sampai sekarang seiring dengan tidak transparannya negara atas marsinah, semakin banyak kasus-kasus kekerasan terhadap pekerja perempuan terutama sekali terhadap buruh migran perempuan. Kasus kekerasan terhadap buruh migran perempuan seperti tidak ada habisnya, diharapkan negara dapat hadir dan menyelesaiakan persoalan tersebut.

Tingkat pernikahan usia dini dan kematian ibu bersalin juga belum ditanggapi secara menyeluruh baik dari pemerintah, masyarakat, dan perempuan itu sendiri. Kurangnya pendidikan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak menjadi akar masalahnya. Kondisi masyarkat yang tradisional sering menganggap tabu pendidikan seksual khususnya terhadap perempuan. Masyarakat menganggap pendidikan seksual terhadap perempun adalah hal yang memalukan dan tidak layak. Hal ini lagi-lagi disebabkan oleh Patriarki Eksrim dalam masyarakat, perempuan dikesampingkan.

-

Sudah waktunya kita merubah pemahaman lama yang menempatkan perempuan sebagai masyarakat kelas dua. Dalam momen Hari Perempuan Sedunia ini kita diingatkan untuk melakukan perubahan cara berpikir dan cara menyikapi perempuan dari budaya-budaya patriarki primitif yang masih saja kita temukan dalam segala aspek kehidupan sosial masyarakat kita. Negara, pihak yang paling bertanggungjawab terhadap kehidupan masyarakat khususnya perempuan harus hadir menyelesaiakan setiap masalahnya,, didukung oleh masyarakat yang juga diharuskan turut merubah cara pandangnya terhadap perempuan dari semula yang dianggap remeh dan dikesampingkan menjadi makhluk yang memiliki kesetaraan hak dan segala bentuk penerapan perlakuannya.

Selamat Hari Perempuan Sedunia!

Sumber gambar :






Big Thanks To Readers!
Vrandes - Langit Tjerah
Read more ...

Saturday, March 3, 2018

Grebeg K3, Aksi Nyata Untuk Lingkungan


Peran kita bersama untuk kelestarian lingkungan

Sabtu, 3 Maret 2018 sebuah acara tentang kepedulian terhadap lingkungan dilaksanakan disekitar Alun-alun Bekasi. Acara tersebut bernama Grebeg K3, atau lebih lengkapnya Grebeg Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan Lingkungan. Seperti pada umumnya Grebeg adalah upaca berkala yang diperingati oleh beberapa masyarakat bertepatan dengan peringatan hari-hari tertentu. Biasanya Grebeg dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi, menyambut Ramadhan, memperingati hari kemerdekaan, dan lainnya. Namun pada Grebeg kali ini, sedikit berbeda dengan grebeg-grebeg pada umumnya yang identik dengan hari-hari keagamaan dan terkesan seremonial. Grebeg K3 adalah Grebeg yang dilaksanakan untuk mewujudkan Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan Lingkungan, sejumlah masyarakat bersama-sama membersihkan lingkungan hidupnya. Acara ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Sampah Nasional yang jatuh pada hari Rabu, 21 Februari 2018 dan juga bertepatan dengan Penilaian dan Pemantauan Adipura Kota Bekasi. Walaupun acara ini dilakukan setelahnya, namun tidak mengurangi esensi dan tetap memberikan manfaat yang luar biasa pada lingkungan.

21 Februari ditetapkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional bukan tidak memiliki arti, sebab penetapan tanggal tersebut memiliki sejarah yang tidak dapat kita lupakan begitu saja. Peristiwa kelam yang terjadi pada 21 Februari 2005 di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa menjadi raport merah bagi kita. Kejadian itu dikarenakan tumpukan sampah yang terkena curah hujan yang tinggi meledak dan longsorannya menimbun setidaknya 2 desa. Hal inilah yang menjadi dasar ditetapkannya Hari Sampah Nasional setiap 21 Februari.

[1]. Peristiwa Longsor Sampah Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat 21 Februari 2018
Dalam Grebeg K3 Memperingati Hari Sampah Nasional dan Penilaian Adipura ini, Dinas Lingkungan Hidup UPTD Taman Hutan Kota Bekasi mengadakan kegiatan bersih Taman dan Lingkungan sekitarnya dengan melibatkan Karang Taruna, PKL, Pengelola Parkir, dan beberapa Komunitas Sosial. Acara tersebut berupa pemungutan sampah, pembersihan area umum, penataan fasilitas umum, dan revitalisasi sarana kebersihan seperti tong sampah dan perangkat lainnya. Komunitas Sosial yang ikut berkontribusi dalam acara tersebut seperti Komunitas ARC (Anak Rantau Cilacap), Komunitas Langit Tjerah, Karang Taruna Margajaya, dan lain-lain.

Sebelum hari pelaksanaan, Surat Pemberitahuan diedarkan pada 27 Februari 2018. Surat tersebut sampai kepada Langit Tjerah, mengajak untuk ikut berkontribusi terhadap kegiatan tersebut. Tanpa penjelasan yang panjang lebar, kami langsung menanggapi pemberitahuan tersebut dan memberikan jawaban bahwa Langit Tjerah siap berpartisipasi, sebelumnya memang Langit Tjerah mempunyai rencana yang hampir sama untuk memperingati Hari Sampah Nasional tersebut.

[2]. Surat Pemberitahuan Grebeg K3
Kegiatan Grebeg K3 dimulai pada pukul 07.00 WIB, diawali dengan briefing dan doa bersama untuk kelancaran kegiatan. Dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) dan alat-alat kebersihan, peserta melakukan bakti lingkungan seperti memungut sampah, pembersihan area dagang, merapikan sarana umum, dan lain-lain. Walaupun kegiatan tersebut cukup menguras tenaga terlebih cuaca yang panas oleh terik matahari tidak mengendorkan semangat para peserta untuk membersihkan lingkungan.

[3]. Briefing Aksi Lingkungan

[4]. Aksi Lingkungan 1

[5]. Aksi Lingkungan 2

[6]. Aksi Lingkungan 3

[7]. Aksi Lingkungan 4

[8]. Aksi Lingkungan 5
Kegiatan tersebut diakhiri pada pukul 12.00 WIB, peserta membubarkan diri dengan teratur. Setelah diadakan Grebeg K3 tersebut lingkungan Taman Alun-Alun Bekasi menjadi bersih, rapi, dan indah, tentunya kegiatan ini memberikan dampak yang sangat baik bagi lingkungan sekitar.

Disamping kegiatan ini bertujuan untuk memperingati Hari Sampah Nasional dan Penilaian Adipura, yang tidak kalah pentingnya adalah tujuan untuk menumbuhkan kesadaran sesama mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup. Hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa sekarang ini sangat minim kepedulian masyarakat tentang lingkungan hidup, terkesan bahwa manusia hanya "sekedar numpang hidup" di planet bumi ini sehingga seenaknya membuat kerusakan dan berikap apatis terhadap keselamatan lingkungan.

Dalam hal ini, sampah yang menjadi perhatian utama. Menurut Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang telah 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun [1]. Inilah yang menjadi keprihatinan bersama, satu manusia di Indonesia memproduksi 700 sampah plastik belum lagi yang dibuang secara sembarangan. Sampah yang berserakan dan tidak dikelola dengan baik akan menimbukan kerugian yang luar biasa. Malapetaka di Leuwigajah adalah contoh nyata dari akibat meningkatnya sampah dan pengelolaan sampah yang tidak baik. Dari pihak masyarakat, kurangnya kesadaran akan sampah menjadi akar masalah tentang persoalan sampah ini. Masyarakat kita kebanyakan menganggap pengelolaan sampah cukup dengan menjauhkan sampah itu dari dirinya, alhasil dibuang sembarangan tanpa pengelolaan yang baik. Dari pihak pemerintah, perlu adanya perbaikan prosedur tentang TPS dan TPA mengingat semakin hari sampah semakin menumpuk dan belum teratasi dengan maksimal. Juga konsistensi mengenai regulasi pengelolaan sampah dalam UU no. 18 Tahun 2008 pasal 11 ayat (1) huruf a yang menjelaskan bahwa, "Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu." [2]. Dengan kesadaran dan peran semua pihak, diharapkan sampah dapat diatasi dengan baik dan tidak menimbulkan bahaya bagi kehidupan.

[9]. Sampah Tidak Dikelola dengan Baik
Sudah sepantasnya manusia hidup di muka bumi untuk menjadi manfaat bagi kehidupan, bukan menjadi sumber malapetaka untuk segala macam jenis kehidupan. Manusia sebaiknya memiliki kesadaran untuk tidak selalu berstandar pragmatis terhadap lingkungan dan kehidupannya. Yang jelas alam akan memberikan akibat dari segala sesuatu yang kita lakukan, hal ini mutlak adanya. kita membuang sampah di sungai sembarangan, alam memberikan balasannya dengan banjir, begitu pula dengan peristiwa sebab-akibat lainnya. Untuk itu diperlukan kesadaran penuh sehingga kita menjadi manusia seutuhnya yang menghormati daulat hukum alam.



Sumber tulisan :
[1]. Blog Sejarah Dunia,"Sejarah Hari Peduli Sampah", https://blog-sejarah-dunia.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-hari-peduli-sampah-nasional.html

[2]. UU No. 18 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Sampah, Bab II, Pasal 11 ayat (1).

Sumber gambar :
[1]. https://akarpohonmks.files.wordpress.com/2016/02/1-11.jpg?w=1000

[2] - [8]. Dokumentasi Kegiatan Grebeg K3, 3 Maret 2018

[9]. http://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/930x680-2/1505281166.jpg



Big Thanks To Readers!
Vrandes S. C - Langit Tjerah
Read more ...

Friday, November 17, 2017

Penyaluran Donasi Ke Yayasan As-Shofiani Ahmadi

Pada hari Sabtu, 11 November 2017 Langit Tjerah menyalurkan donasi untuk Yayasan As-Shofiani Ahmadi yang berlokasi di Kp. Kedungringin Rt.03 Rw.02, Desa Sukaringin, Kec. Sukawangi, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat.  Donasi tersebut kami kumpulkan terhitung dari Minggu, 29 Oktober 2017 hingga Jumat, 10 November 2017. Donasi yang terkumpul berupa uang tunai, buku bacaan, dan pakaian.

Yayasan As-Shofiani Ahmadi adalah sebuah panti sosial yatim piatu dan dhuafa yang menyelenggarakan pendidikan pondok pesantren.

Yayasan As-Shofiani Ahmadi
Mushala Yayasan
Dalam hal ini Langit Tjerah membantu mencari dan mengumpulkan donasi. Untuk pendistribusian, kami terhubung dengan salah satu aktivis kemanusiaan, Bang Choky. Pada malam sebelum penyaluran donasi ke tempat yang ditujukan, dilakukan proses serah terima yang diwakilkan oleh Sdr. Daniel (dari Langit Tjerah) dan Sdr. Choky yang bertugas menyalurkan.

Berikut dokumentasinya,

[1]. Serah terima donasi (Kiri Daniel, kanan Bang Choky)


[2]. Kegiatan Penyaluran Donasi


[3]. Penyerahan Donasi Uang Tunai

[4]. Anak-anak di Yayasan

Pada kesempatan ini, Langit Tjerah melakukan inisiasi berupa pembuatan kaos yang mana kita jual secara lingkup kecil dan keuntungan dari penjualan kaos ini disalurkan ke yayasan yang bersangkutan. Kami tidak mengambil keuntungan sedikitpun dari penjualan kaos. Dalam prosesnya, kami bekerja sama dengan @bikinkaosbogor untuk memproduksi kaos sablon. Keuntungan penjualan kaos terkumpul Rp. 175.000 dari total penjualan 33 pcs, dan kami salurkan tanpa mengambil keuntungan untuk pribadi maupun kolektif.


[5]. Kaos Langit Tjerah
Harapannya akan diproduksi kaos secara massal dan keuntungan dari penjualan kaos tersebut 100% akan disalurkan ke pihak-pihak yang membutuhkan, tentunya dengan pelaporan dan perincian yang jelas.
Mengenai laporan kegiatan ini, disusun dalam bentuk Surat Keterangan Rincian Donatur, dan untuk pembuktian pelaporan acara terjelaskan dalam bentuk foto kegiatan.

Berikut Surat Keterangan Rincian Donatur

[6]. Surat Keterangan Rincian Donatur


Terima kasih atas partisipasinya dalam kesempatan ini, kedepan Langit Tjerah akan tetap melanjutkan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Mengenai penjelasan lebih lanjut, silahkan dapat menghubungi Contact Person kami.

Be human for humanity!
For peace, love, and humanity. Come join us!




Big Thanks To Readers!
Vrandes Setiawan Cantona - Langit Tjerah

Read more ...

Friday, October 13, 2017

Dokumentasi Pengadaan TBM Garuda 72 - Tahap Persiapan Administrasi Hingga Pembangungan

Postingan ini adalah lanjutan dari postingan "Persiapan Untuk Pengadaan Taman Baca Masyarakat Bersama Pemuda Garuda 72" yang saya tulis pada 23 Agustus 2017 lalu. Pada postingan tersebut membahas tentang persiapan segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan pengadaann TBM tersebut. Contohnya seperti Surat Permohonan Izin, Proposal, Permohonan Dana, dan lainnya. Postingan ini lebih menceritakan kegiatan pengadaan TBM Garuda 72, sehingga berbentuk narasi, mohon maaf jika dalam tulisan ini ditemukan bahasa yang santai dan tidak baku, atau mungkin jauh dari bahasa ilmiah.

===============================================================

Sebuah perjuangan bidang literasi untuk kemajuan generasi...

Awal September saya mulai mengerjakan segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan administrasi untuk Taman Baca Masyarakat yang akan dibangun di wilayah Gondang Ngisor, RT.07, RW.02, Kelurahan Manggong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sebelumnya, ide mengenai Taman Baca ini muncul secara spontan ketika saya dan beberapa pemuda Garuda 72 diskusi ringan. Dari diskusi itu mucul ide untuk membuat TBM yang nantinya bisa jadi media yang menunjang kemajuan wilayah tersebut. TBM tersebut akan menjadi media berkumpul, membaca, kegiatan belajar-mengajar, kegiatan kreatif, atau hanya sekedar ngopi bareng dan berdiskusi. Dikarenakan kendala jarak antara saya (Langit Tjerah) dan Pemuda Garuda 72, maka koordinasi hanya berlangsung via Whatsapp maupun Facebook dengan seorang wakil Pemuda Garuda 72, Cak Hari (Sdr. Hariyanto) dia adalah Ketua Pemuda Garuda 72.

Untuk persiapan perihal administrasi, saya mengerjakan Surat Permohonan Ijin beserta Proposalnya, Surat Permohonan Dana, merinci kebutuhan sarana dan prasarana, hingga konsep TBM yang akan diadakan. Maklum, bahwa saya (Langit Tjerah) berdomisili di Bekasi, sedangkan Cak Hari (Garuda 72) berada di Temanggung sehingga koordinasi hanya melalui dunia maya. Namun, itu tidak menjadi halangan terbukti bahwa sampai sekarang proses pengadaan TBM masih berjalan lancar dan baik-baik saja.

Mengenai kebutuhan administrasi tersebut, Puji Tuhan saya bisa menyelesaikan dalam waktu tidak sampai satu bulan. Tepatnya pada tanggal 24 September 2017 semua kebutuhan administrasi yang harus disiapkan tersebut terselesaikan sudah. Tanggal 26 September 2017 saya berangkat ke Temanggung, sampai di tempat tujuan pada hari Rabu, 27 September dini hari. Sorenya setelah saya istirahat sejenak, dilanjutkan dengan diskusi bersama beberapa Pemuda Garuda 72 bertempat di rumah Bu Robiyani untuk membahas segala hal yang berkaitan dengan pengadaan TBM ini. Sekaligus serah terima donasi buku yang saya bawa dari Bekasi, hasil mengumpulkan donasi buku dari teman-teman semua yang telah mempercayakan Langit Tjerah untuk menyalurkan donasi tersebut.
[1]. Serah Terima dengan Pemuda Garuda 72
Malam harinya saya lanjutkan dengan editting proposal dan lainnya sekaligus cetak untuk digunakan sebagai permohonan izin ke Kelurahan Manggong.

[2]. Melanjutkan Proses Editting dan Printing

Kamis, 28 September 2017 saya lanjutkan untuk memenuhi kebutuhan tanda tangan sebagai perijinan mulai dari Ketua RT, Ketua RW, hingga Kepala Kelurahan. Saya bersama Cak Hari mulai dari pagi sudah mulai meminta perijinan tersebut, hingga pada hari tersebut juga semua pihak sudah mengijinkan dan memberikan tanda tangan sebagai buktinya. Sehingga kami sudah bisa memulai pembangunan TBM tersebut, dengan cara gotong royong bersama Pemuda Garuda 72.

[3]. Persetujuan Dalam Proposal


Pada hari Jumat, 29 September 2017 kami sudah mulai melakukan kerja bakti untuk pembangunan TBM tersebut, walau sebenarnya secara resminya (yang tertera dalam Berita Acara Pembentukan)  kerja bakti pembangunan TBM dimulai pada Minggu, 1 Oktober 2017. Pada hari Jumat tersebut kami mulai melakukan pembersihan dan pembongkaran teras dan bangunan rumah milik Cak Hari.

Sebetulnya saya merencanakan anggaran pembangunan untuk diajukan ke Kelurahan, tetapi dikarenakan beberapa kendala anggaran tersebut belum bisa turun seketika, artinya harus menunggu waktu beberapa bulan sehingga anggaran tersebut bisa dicairkan. Oleh karena itu pembangunan TBM tersebut menggunakan anggaran kas Pemuda Garuda 72 sejumlah Rp. 1.000.000, jumlah yang sangat minim untuk pembangunan sebuah TBM. Namun, berkat pergerakan Pemuda Garuda 72 yang sangat baik dan supel, akhirnya memperoleh bantuan dari donatur baik berupa uang tunai maupun bahan bangunan. Sampai hari ini terkumpul donasi sejumlah Rp. 2.500.000 dan bahan bangunan berupa atap Asbes. Donasi berupa uang dan barang tersebut selalu diUpdate untuk dicantukan dalam Laporan Pengadaan Taman Baca Masyarakat, yang nantinya akan saya publikasikan sebagai bentuk tanggung jawab dan transparansi dalam program ini.

[4]. Proses Bongkar Teras dan Bangunan Rumah Cak Hari
 

[5]. Proses Bongkar Teras dan Bangunan Rumah Cak Hari













[6]. Proses Bongkar Teras dan Bangunan Rumah Cak Hari
Proses bongkar tersebut dapat diselesaikan pada hari Minggu, 1 Oktober 2017. Selanjutnya kami mulai melakukan pemilihan dan pengumpulan bahan-bahan untuk kebutuhan prasarana. Kami memilih bambu sebagai bahan utama dalam pembangunan, sebagai tiang, pasak, kerangka atap dan pagar. Mengapa kami memilih bambu sebagai bahan utamanya? mengapa bukan jati ataupun cor?. Jelas jawabnya adalah karena keterbatasan dana, itu pertama. Kedua, bambu adalah bahan yang tahan lama dan kokoh sebagai penyangga selama tidak cacat baik pada ruasnya maupun batangnya. Ketiga, bambu adalah tanaman yang mampu beregenerasi dengan cepat dibandingkan dengan tanaman yang lain yang fungsinya sebagai bahan bangunan juga. Dari awal juga konsep TBM ini selain kreatif, aktif, dan inovatif, juga memiliki konsep peduli lingkungan hidup.

[7]. Proses Pemilihan Bambu

[8]. Proses Pemilihan Bambu

[9]. Proses Pengangkutan Bambu
Setelah bahan bangunan (bambu) sudah terkumpul, maka dilanjutkan proses pemotongan dan pemasangan sebagai tiang dan pasak.

[10]. Pemotongan Bambu

[11]. Proses Pemasangan Bambu
Untuk proses pembngunan ini dilakukan oleh Pemuda Garuda 72, dinahkodai oleh Cak Wari (Sdr. Wariyanto dan Mas Yudi (Sdr. Yudhi Alfa). Saya sendiri tidak bisa berkontribusi dalam kegiatan pembangunan dikarenakan saya harus kembali ke Bekasi, tuntutan ekonomi hehehe :)

Setelah proses pemasangan tiang, pasak hingga kerangka bangunan, maka dilanjutkan dengan pemasangan atap Asbes.


[12]. Atap Asbes sudah terpasang

Dalam prosesnya, berikut foto-foto keceriaan Pemuda Garuda 72 dalam melaksanakan pembangunan TBM tersebut. Membuktikan bahwa tidak ada pamrih maupun paksaan dalam melaksanakan project tersebut.


[13]. Sesi Istirahat, 1 Oktober 2017
[14]. Sesi Istirahat, 1 Oktober 2017

[15]. "Commandante" Pembangunan (Cak Wari & Mas Yudhi)


[16]. Sesi Istirahat, 11 Oktober 2017


[17]. Sesi Istrahat, 11 Oktober 2017

Hingga saat ini, progress pembangunan Taman Baca Masyarakat Garuda 72 tersebut sampai tahap pembuatan tembok dan pagar.


[18]. Pembuatan Pagar dan Tembok
Setelah pembuatan pagar dan tembok, akan dilanjutkan tahap finishing berupa pembersihan dan dekorasi TBM supaya menarik dan siap digunakan untuk memulai kegiatannya. Dalam hal ini, kami masih membutuhkan beberapa hal yang dibutuhkan untuk kesiapan TBM Garuda 72 ini berupa sarana. Berikut rinciannya,

[19].  Kebutuhan TBM Garuda 72
Untuk itu, bagi yang berminat untuk berkontribusi dalam hal donasi baik uang tunai, barang, buku, maupun barang-barang lain yang berkaitan dengan Taman Baca, bisa hubungi Contact person kami di,

0857-1005-6745 - Andy
0856-4020-3682 - Arun
0857-1120-4725 - Vrandes
0813-2800-6 101 - Cak Hari
 
Donasi anda akan sangat bermanfaat bagi kemajuan Literasi.

Untuk postingan ini cukup membahas progress pembangunan TBM, postingan selanjutnya mengenai TBM Garuda 72 akan menjadi penutup project pengadaan Taman Baca Masyarakat Garuda 72. Sehingga akan membahas tentang hasil akhir pembangunan, sisa donasi dan kebutuhan yang belum tercukupi. Mengenai laporan dan rincian perolehan donasi hingga pemakaiannya akan dipublikasikan secara terpisah dalam format laporan formal.

Be human for humanity.
For peace, love and humanity, Come joun us!




Ditulis oleh : Vrandes Setiawan Cantona
Big Thanks to Readers!


Read more ...
Designed By Langit Tjerah