Langit Tjerah menerima donasi buku bekas, buku baru, maupun alat pendidikan yang lainnya untuk kami salurkan kepada Komunitas Pendidikan maupun Taman Baca yang membutuhkan, silahkan hubungi contact person. Terima Kasih.

Sunday, July 23, 2017

Bias Penilaian Mayoritas Muslim Indonesia Terkait Konflik Israel-Palestina


[1]. Israeli-Palestinian Conflict
Konflik Israel-Palestina adalah luka yang cukup serius bagi sejarah kemanusiaan dan perdamaian bagi kehidupan umat manusia, khususnya bagi muslim dunia. Bagaimana tidak, konflik tersebut sudah berpuluh-puluh tahun tak kunjung selesai dan pastinya sudah merenggut banyak jiwa yang mungkin tak berdosa. Mayoritas di dunia hanya melihatnya sebagai konflik Islam-Yahudi, lebih dari itu konflik ini sesungguhnya adalah konflik politis yang dibelakangnya ada peran Elit AS dan tentunya Elit Zionis. Kita pernah membahas sejarah konflik ini sebelumnya, sehingga dalam pembahasan ini tidak akan mengulang pembahasan yang sama. Dalam pembahasan ini akan lebih membahas perkembangan konflik selama kurun sepuluh tahun terakhir.

Dukungan dunia terhadap penyelesaian konflik ini tidak diragukan lagi, terlebih dukungan solidaritas umat Islam di seluruh Dunia. Melalui slogan, bantuan kemanusiaan, bahkan hingga bantuan diplomasi dari negara-negara yang peduli. Seperti halnya Indonesia, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Yang mana muslim Indonesia terkenal dengan solidaritasnya terhadap muslim di lain negara. Dalam hal ini, masyarakat muslim Indonesia bisa dikatakan sebagai masyarakat muslim yang paling peduli terhadap pembebasan Palestina. Tak jarang kita jumpai perjuangan muslim Indonesia dalam menyuarakan pembebasan Palestina di media sosial. Namun, bagi yang telah memahami peta konflik yang sesungguhnya, dan siapa yang berperan dibaliknya, akan menjumpai ‘Bias Penilaian’ dalam kampanye yang dilakukan oleh sebagian besar muslim Indonesia. Kita akan bahas satu persatu bias yang dimaksud, singkirkan sejenak pemikiran yang terlalu egoistis sebab kebenaran tak akan pernah diterima oleh pemikiran egoistis yang keterlaluan.

[2]. Konflik Fisik Israel-Palestina
Jelas kita tahu yang menjadi pelaksana konflik adalah Israel dan Palestina, sejarahnya bagaimana, hingga perkembangan tiap masanya. Yang belum kita luruskan disini adalah siapa yang berperan dibalik konflik tersebut, siapa pendukung Israel dan siapa pendukung Palestina yang sebenarnya. Kita akan sajikan negara mana saja yang ‘tidak konsisten’ mendukung Palestina atau bahkan bisa dibilang ikut ‘mencederai’ Palestina, yang anehnya di Indonesia malah dipuja-puja oleh pendukung Palestina. Hal ini yang penulis sebut sebagai ‘Bias Penilaian’ terkait konflik Israel-Palestina. Semoga dengan adanya tulisan ini, kita menjadi ‘melek mata’ terhadap realita yang terjadi, kita menjadi tahu siapa lawan dan siapa kawan, dan pada akhirnya kita menjadi bagian dari solusi perdamaian, bukan malah menambah keruh situasi dengan bias penilaian kita.

Jelas, kita melihat Amerika sebagai ‘sponsor’ utama Israel dalam melakukan kebiadabannya terhadap Palestina. “Hubungan mesra antara Intelektual Amerika dan Israel berawal dari kemenangan besar militer Israel atas Dunia Arab”[1]. Amerika sangat memainkan peran dalam mendukung Israel atas invasinya terhadap Palestina. Kita melihat Israel-AS selalu menggunakan strategi ‘pasang umpan, tarik ikan’, katakanlah Israel memancing beberapa pemuda Palestina untuk melakukan kekerasan terhadap beberapa warga Israel dan sebagai balasannya Israel melakukan pembantaian yang luar biasa terhadap penduduk Palestina. Itu adalah jalan yang sangat munafik bagi Israel dan AS, Sengkuni bagi cerita kehidupan umat manusia. Dan, saya yakin Muslim Indonesia sudah banyak yang tahu tentang persoalan ini. Banyak muslim Indonesia yang ‘tidak menyukai’ AS terkait peranannya dalam konflik Israel-Palestina ini. Namun, ketidaksukaan itu hanya berdasar kepada perlakuan AS yang tampak saja, padahal banyak sekali perlakuan yang tidak tampak atau berupa ‘invisible hand’ AS Israel dan Negara Arab yang mendukung terhadap kebiadaban ini.

[3]. AS-Israel
Kenyataannya kita dapat melihat dan memahami, bahwa muslim Indonesia membela Palestina atas dasar solidaritas keagamaan, yang mana dalam kenyataannya muslim Indonesia juga mendukung negara-negara Islam yang ‘tak konsisten’ dalam mendukung pembebasan Palestina. Negara-negara tersebut menjadi ‘penjilat’ AS di kawasan, karena kita melihatnya bedasarkan bukti yang selama ini kita ikuti perkembangannya. Anehnya, justru negara-negara atau tokoh-tokoh yang mendukung penuh pembebasan Palestina malah dicaci-maki oleh muslim Indonesia yang mendukung Palestina. Dan kita melihat fenomena tersebut karena lagi-lagi disebabkan oleh ‘bias penilaian’ muslim Indonesia. Bahwa memang AS dan koalisi Negara Kawasan memainkan media mainstream seperti BBC, Al-Jazeera (dulu), NTC dan lainnya, seakan-akan bahwa negara-negara atau tokoh-tokoh yang mendukung perjuangan Palestina dikesankan sebagai ‘sesat’, kejam, tiran, maupun zalim. Dan muslim Indonesia mengamini hal tersebut sehingga tak lagi mampu melihat mana kawan dan mana lawan. Mari kita bahas satu persatu ‘belang’ negara-negara Islam yang tak konsisten mendukung Palestina, yang ironisnya malah didukung pula oleh Muslim Indonesia.

Perlu kita ketahui, AS dan Israel juga merangkul beberapa negara di kawasan Timur Tengah dan menjadikannya koalisi. Sebutkanlah Arab Saudi, bagi yang mampu melihat secara jernih tak asing dengan peran Saudi dalam berkomplot dengan AS-Israel. Naifnya, banyak muslim Indonesia yang mendukung Palestina namun juga menjadi ‘pengikut dan pemuja’ Saudi Arabia. Hanya karena Arab Saudi merupakan negara muslim, negara tersebut dipuja tanpa mampu melihat belangnya melukai perjuangan kemerdekaan Palestina. Terutama ketika musim haji pada tahun 2013, Ditengah romantisme perjuangan solidaritas kemerdekaan Palestina sedang hebat-hebatnya Saudi malah menyewa jasa keamanan dari Israel untuk mengamankan Ibadah Haji. “G4S al-Majal, salah satu cabang dari perusahaan keamanan G4S dipercaya sudah mengawal pengamanan haji sejak 2010”[2].  Hal ini sangat menyakiti hati umat Islam (yang melek mata) terkait Palestina. Imam Masjid Al-Aqsa, Syekh Ekrima Sabri pernah mengatakan, “Mereka membantu penjajah adalah penjajah juga.” menyikapi persoalan ini. Juga ketika Arab Saudi dan Israel mulai mebahas tentang kerjasama keamanan di kawasan regional, semakin memperlihatkan Arab Saudi menjadi kawan Israel dan tak lagi pantas untuk dipuja oleh kita yang mendukung kemerdekaan Palestina.  Menhan Israel, Mattis mengatakan,”Koalisi Amerika dengan Israel adalah batu fondasi keamanan regional yang sangat luas. Keamanan regional ini mencakup kerjasama dengan Yordania, Mesir, Saudi, dan sekutu-sekutu Amerika di negara-negara Teluk. Tujuan saya adalah meningkatkan partisipasi Amerika di kawasan untuk melenyapkan ancaman dan pada akhirnya, menakut-nakuti musuh-musuh kita.”[3]. Kerjasama AS-Israel-Saudi merupakan sedikit ‘kode’ untuk memahami negara Saudi sebagai ‘pengkhianat’ bagi perjuangan perdamaian Palestina. Namun, lagi-lagi karena bias penilaian Muslim Indonesia, justru Saudi yang jelas-jelas mengkhianati perjuagan perdamaian Palestina malah dipuja-puja tanpa melihat dengan mata yang jernih apa yang sebenarnya terjadi.

[4]. Saud and Israel Summit
Itu baru dua buah bukti, masih banyak bukti lain yang sangat menguatkan bahwa Saudi adalah ‘pelayan setia’ AS dan Israel, tak pantas lagi disebut sebagai ‘pelayan kota suci umat Islam’. Coba kita lihat, Kedubes AS dan Israel masih bercokol dan mengakar di Saudi Arabia, seharusnya jika Saudi konsisten dalam solidaritas umat Islam pasti akan menolak segala macam atribut maupun kerjasama dengan AS dan Israel, Arab Saudi akan mengikuti Suriah maupun Iran dalam memboikot Israel dan AS. Tapi kenyataannya justru terbalik, Arab Saudi malah bermesraan dengan AS dan Israel bahkan ikut memusuhi Iran maupun Suriah (Assad). Hanya karena alasan Iran merupakan ‘ancaman’ bagi kehidupan Timur Tengah, Ancaman yang mana? Ancaman bagi Timur Tengah ataukah ancaman bagi bisnis AS-Israel-Saudi di Timur Tengah?. Apakah hanya karena Iran mengembangkan senjata Nuklir yang dapat mengancam kehidupan Timur Tengah? Bukankah Israel juga merupakan negara berkekuatan Nuklir juga? Apakah karena Iran membangkang terhadap AS dan Koalisinya sehingga beribu fitnahan keji melalui media mainstream dilontarkan kepadanya secara biadab?. Bukti selanjutnya adalah adanya pertemuan rahasia oleh Arab Saudi-Israel terkait kerjasama memusuhi Iran. “Bloomberg baru-baru ini di laporannya menulis, wakil dari Arab Saudi dan Israel menggelar lima pertemuan rahasia. Pertemuan tersebut digelar sejak tahun 2014 di India, Italia dan Republik Cheko. Agenda pertemuan rahasia ini adalah permusuhan kolektif Tel Aviv-Riyadh dengan Republik Islam Iran”[4]. Lagi-lagi karena bias penilaian muslim Indonesia, mereka tak mampu lagi melihat realita yang terjadi mengenai konflik di Timur Tengah.

Negara lain yang ikut mendukung Israel namun di puja-puja oleh muslim Indonesia yang mendukung Palestina adalah Turki. Memang, Turki pernah menyatakan hubungan ‘kurang baik’ terhadap Israel ketika terjadi bentrokan armada Gaza. “Hubungan tersebut menegang sejak Konflik Israel-Gaza 2008-2009 dan bentrokan armada Gaza yang menewaskan sembilan warga negara Turki”[5]. Kala itu Erdogan muncul bagaikan dewa dan mengatakan bahwa tindakan Israel atas insiden di Gaza tidak bisa dibenarkan.  Namun belum lama ini, Turki mulai ‘menerima kembali’ Israel sebagai sekutu. Turki mulai melupakan insiden itu dan kembali melakukan ‘normalisasi’ hubungan antar kedua negara tersebut. “Israel dan Turki akhirnya sepakat untuk menormalisasi hubungan diplomatik sekaligus mengakhiri rengganggnya hubungan akibat insiden kapal Mavi Marmara pada 2010. Saat itu, kapal Mavi Marmara yang mengangkut pada aktivis dan bantuan bagi warga Jalur Gaza diserbu pasukan khusus Israel dan menewaskan 10 aktivis Turkis. Para pejabat senior kedua negara mengatakan, pengumuman resmi soal perbaikan hubungan ini akan disampaikan pada Senin (27/6/2016). Pengumuman resmi menurut rencana akan disampaikan PM Israel Benyamin Netanyahu dan PM Turki Binali Yildirim.”[6]. Pantaskah bagi sebuah negara (mayoritas) Islam, yang mengedepankan solidaritas Islam, namun justru malah melukai perjuangan yang dielu-elukan oleh umat Islam yaitu Kemerdekaan Palestina?. “Berdasarkan data Kamar Dagang Israel, ekspor Israel kepada Turki meningkat 39 persen dari 648 juta dolar pada pertengahan 2010 menjadi USD 950 juta pada pertengahan 2011. Pada periode yang sama, Impor dari Turki meningkat 16 persen dari 907 juta dolar menjadi 1,05 miliar dolar”[7]. Angka yang fantastis bagi Negara yang selalu dielu-elukan oleh muslim Indonesia yang anti Israel namun memuja Turki yang sangat ‘menyayangi’ Israel. Kita juga tak bisa memungkiri bahwa Lagi-lagi dikarenakan bias penilaian muslim Indonesia, sehingga tak bisa melihat realita dan data terkait konflik Israel dan Palestina. Sampai sekarang, Turki masih membuka lebar pintu negaranya untuk Kedutaan Israel, yang mana seharusnya jika Turki memang mengedepankan Solidaritas Islam, Turki akan menutup rapat-rapat pintu gerbang negaranya untuk Israel.

Sebetulnya, Indonesia pun sebenarnya sudah menunjukkan konsistensinya dalam menolak kebiadaban Israel. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. “Indonesia berkomitmen memberikan bantuan capacity building bagi warga Palestina yang direalisasikan dalam bentuk pelatihan diplomatik bagi para diplomat Palestina setiap tahun”[8]. Anehnya, banyak Muslim Indonesia justru tidak melihat hal ini. Kebanyakan dari mereka malah melihat Arab Saudi dan Turki sebagai negara yang ideal dalam mendukung Palestina, padahal kalau kita lihat dan kita runut secara halus, mereka adalah pengkhianat terhadap nilai-nilai perdamaian dan solidaritas. Justru Indonesia adalah negara yang sangat aktif dalam pembebasan Palestina, ironisnya Muslim Indonesia tak menyadari hal ini dan justru beberapa ada yang menghujatnya tanpa didasarkan pada realita dan data. Kita menghadapi persoalan yang cukup menjijikan terkait bias penilaian ini. Sebab, dengan adanya bias penilaian ini bukannya menjadi solusi atas persoalan Israel-Palestina justru menambah ketidakjelasan atas konflik yang terjadi. Katakanlah kita menyebut ISIS ataupun organisasi yang serupa (FSA yang lain) sebagai Jihadis, namun apakah mereka ikut membebaskan palestina?. Mereka hanya menjadi ‘sewaan’ untuk melakukan penjarahan suatu bangsa dengan metode teror dan aksi barbar.
Sebagai akhirnya, tulisan ini adalah upaya ‘meluruskan’ tentang apa yang terjadi sebenarnya, dan kita dapat melihat secara jernih mana yang harus dibela dan mana yang harus dengan hati-hati kita dalam menyikapinya. Sebab, penulis melihat jika bias penilaian ini tidak segera diluruskan tak akan meningkatkan fokus terhadap penyelesaian konflik yang terjadi. Kita hanya akan disibukkan dengan omong kosong dan ketidakmampuan dalam melihat suatu kebenaran.

[5]. Peace for Palestine
"War Is Over! If you want it."
-John Lennon-


Sumber :
[1]. Noam Chomsky, How The World Works, terj. Tia setiadi, (Yogyakarta : Bentang, 2017), hal. 381.

[2]. Ardini Maharani, Merdeka.com, “Amankan haji, Saudi sewa keamanan swasta Israel”, https://www.merdeka.com/dunia/amankan-haji-saudi-sewa-keamanan-swasta-israel.html

[3]. Hadi, Liputanislam.com, “Israel dan Negara-negara Arab Bentuk NATO Timteng?”, http://liputanislam.com/internasional/israel-dan-negara-negara-arab-bentuk-nato-timteng/

[4]. Parstoday.com, “Kerjasama Arab Saudi-Israel, Bencana bagi Palestina”, http://parstoday.com/id/news/middle_east-i8485-kerjasama_arab_saudi_israel_bencana_bagi_palestina

[5]. Wikipedia, “Hubungan Israel dengan Turki”, https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Israel_dengan_Turki

[6]. Ervan Hardoko, Kompas.com, “Turki Dan Israel Sepakat Pulihkan Hubungan Bilateral”, http://internasional.kompas.com/read/2016/06/27/15021881/turki.dan.israel.sepakat.pulihkan.hubungan.bilateral

[7]. Arman Dhani, Tirto.id, “Benci Tapi Rindu Israel-Turki”, https://tirto.id/benci-tapi-rindu-israel--turki-buKi

[8]. Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, “Posisi Indonesia Terhadap Kawasan Timur Tengah”, http://kemlu.go.id/id/lebijakan/kerjasama-bilateral.aspx

Sumber Gambar :


Written by : Vrandes Setiawan Cantona - Langit Tjerah
Big Thanks To Readers!

No comments:

Post a Comment

Designed By Langit Tjerah