Langit Tjerah menerima donasi buku bekas, buku baru, maupun alat pendidikan yang lainnya untuk kami salurkan kepada Komunitas Pendidikan maupun Taman Baca yang membutuhkan, silahkan hubungi contact person. Terima Kasih.

Wednesday, August 23, 2017

Persiapan Untuk Pengadaan Taman Baca Masyarakat Bersama Pemuda Garuda 72

Sebuah perjuangan bidang literasi untuk kemajuan generasi...

Lingkungan Gondang Ngisor
Gondang Ngisor RT. 07, RW. 02, Kelurahan Manggong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
------

Literasi berasal dari bahasa Inggris Literacy yang berarti melek huruf, dapat dimaksudkan sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis dan daya tangkapnya. Dalam hal ini, media yang sangat ampuh dalam membantu proses ini adalah buku. Ada yang menyatakan bahwa buku adalah jendela dunia, bisa dibenarkan. Dengan kita membaca buku, sedikit banyak kita akan mengetahui perkembangan dunia. Hal ini yang menjadi dasar kita untuk memperjuangkan ini, kita melihat segudang problematika dalam masyarakat yang membuatnya semakin jauh dari kemajuan.

Kita melihat ada upaya yang sangat masif yang membuat masyarakat semakin jauh dari kemajuan. Ada kaitannya dengan penjajahan terhadap akal sehat masyarakat agar mereka sangat mudah diatur dan dibodohi oleh sistem penindasan. Mulai dari tayangan-tayangan di televisi yang sangat minim pengetahuan dan pembelajaran yang disuguhkan pada jam-jam strategis dari pagi hingga malam untuk menarik orang-orang supaya meninggalkan buku dalam kesehariannya dan beralih ke tontonan yang sangat minim manfaat. Masyarakat digiring untuk selalu memandangi televisi, yang dampaknya adalah menurunnya intensitas masyarakat tersebut untuk berinteraksi dengan buku. Dengan keadaan yang seperti ini, jelas bangsa ini akan semakin bodoh dan akan semakin mudah untuk dijajah secara pemikiran. Apalagi, pemerintah terlalu 'loyo' untuk mengendalikan tayangan-tayangan di televisi. Tayangan percintaan, kekerasan, konflik remaja dan lainnya dapat dikonsumsi secara bebas oleh anak dibawah umur yang jelas tak memberi manfaat sedikitpun untuk mereka.

Upaya pembodohan yang lain adalah sistem pendidikan yang sangat tidak layak. Berulangkali penulis menyampaikan tentang sistem pendidikan di Indonesia yang amburadul seperti pendidikan yang mengeksploitasi, 'gaya bank', dan lainnya yang membuat generasi kita berpikiran kerdil untuk terus mengejar prestasi ijazah, nilai, dan prospek untuk karir dan pendapatannya kelak. Padahal, makna pendidikan adalah pembebasan, Pendidikan yang menurut John Dewey adalah sebagai upaya pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual maupun emosional malah diartikan sebagai jalan menuju prospek karir. Harus diakui, sistem pendidikan yang seperti ini jika terus menerus tidak ada perubahan akan menciptakan peradaban yang dangkal.

Lebih parah lagi upaya pembodohan yang selanjutnya adalah peran orang tua. Sebetulnya, ini ada korelasinya dengan pendidikan Indonesia yang berkutat pada konsep penindas-tertindas. Orang tua yang mengalami penindasan ekonomi, akan selalu berorientasi bagaimana agar anaknya dapat sekolah, dapat ijasah, dan ujungnya hidup enak. Imbasnya adalah, anak akan terus dijejali nasehat-nasehat yang justru memenjarakannya, anak-anak akan dijauhkan dari pengembangan potensi diri, daya hidup bersosial, hingga kreativitasnya. Anak-naknya hanya akan diarahkan agar bagaimana caranya dapat nilai yang baik, dapat kuliah, dan kerja. Anak-anak hanya dicetak bukan dikembangkan, menyedihkan, kepolosan mereka harus digantikan dengan ketertindasan atas nama berhala prospek dan karir masa depan.

Oleh karena kondisi tersebut, kami tergerak untuk mengambil peran dalam melepaskan anak bangsa dari penindasan dan pembodohan akal sehat. Kita harus mulai mendekatkan mereka pada buku-buku yang mampu mengembangkan potensi mereka, menambah wawasan mereka, sehingga muncul generasi bangsa yang tidak buta dalam membaca dunia. Dalam perjuangannya, kita akan ikut memperjuangkan pengadaan beberapa Taman Baca Masyarakat yang tersebar di penjuru negeri. Salah satunya adalah Pengadaan Taman Baca Masyarakat di lingkungan Gondang Ngisor, RT. 07, RW. 02, Kelurahan Manggong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Buku adalah Jendela dunia
Project ini dilaksanakan oleh Aktivis-aktivis Langit Tjerah bersama Aktivis-aktivis Pemuda Garuda 72. Mengapa Langit Tjerah harus ikut dalam project ini, mengapa tak Pemuda Garuda 72 saja? Jawabnya ialah, sebab salah satu anggota Langit Tjerah ada yang tumbuh dan dibesarkan di lingkungan itu dan sekarang sudah berdomisili ke Bekasi. Hal itu lantas tidak membuat lupa dengan kemajuan kampung halaman, melainkan malah ikut membangun kampung halaman dengan memperjuangkannya dari lain tempat yang justru lebih dekat dengan Ibukota yang notabene 'berserakan' aktivis-aktivis seantero Indonesia. Hal tersebut justru memudahkan untuk ikut membangun kampung halaman. Dengan adanya kolaborasi tersebut akan memudahkan dalam mencari donasi, membangun jaringan, dan lainnya. Kedepannya, Langit Tjerah akan terus membantu untuk ikut memajukan lingkungan Gondang Ngisor, dan lingkungan-lingkungan lainnya.

Gapura Gang Menuju Gondang Ngisor
Lingkungan Gondang Ngisor RT 07, RW. 02, Kelurahan Manggong terletak di Kabupaten Temanggung. Sebuah Kabupaten yang terkenal dengan hasil komoditi pertanian dan perkebunan berupa tembakau yang sangat baik. Dipimpin oleh Bpk. Suwarto selaku ketua RT, warga RT. 07 secara bersama-sama menuju kemajuan untuk warganya sendiri dan warga di lingkungan sekitarnya. Mata pencaharian warga lingkungan Gondang Ngisor bervariasi, ada petani, pedagang, pegawai, dan lainnya, dengan tingkat kesejahteraan yang beragam. Namun kepedulian antar-warganya sangat baik, sehingga semua bergotong-royong, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Lingkungan Gondang Ngisor terletak sebelah selatan Pasar Adiwinangoen di Kecamatan Ngadirejo, pusat kegiatan transaksi jual beli kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan sosial di lingkungan ini sangat baik, sangat minim terjadi gesekan antar-warganya masih memegang teguh budaya ketimuran, dan sangat berbeda dengan kehidupan sosial di Ibukota yang sangat rawan terjadi gesekan. Bukan bermaksud untuk membandingkan, namun bertujuan untuk menjadikannya contoh bagi keberlangsungan kehidupan sosial di Ibukota. Andaikan di Ibukota yang merupakan wajah Indonesia masih memegang nilai kehidupan adat ketimuran, kebersamaan dan welas asih, maka gesekan-gesekan yang mencoreng wajah Indonesia tersebut dapat diselesaiakan secara baik-baik dan tak menimbulkan luka bagi kehidupan sosial.
Kegiatan Kerja Bakti Warga
Persiapan Malam Tirakatan Hari Kemerdekaan
Malam Tirakatan Hari Kemerdekaan
Mengenalkan, Pemuda Garuda 72 adalah kelompok pemuda di lingkungan Gondang Ngisor yang aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial baik di lingkungan sendiri maupun di lingkungan lain. Kelompok ini berisikan pemuda-pemudi yang berusia 17-35 tahun, walaupun ada beberapa 'pemuda senior' alias sudah berumur, itu untuk menjadi penyeimbang dan pengayom muda-mudi yang masih belia. Kelompok pemuda ini dipimpin oleh Sdr. Hariyanto (Cak Hari) yang merupakan aktivis juga, yang menjadi koordinator muda-mudi lain agar selalu aktif membangun lingkungan sekitarnya, terkhusus lingkungannya sendiri. Kegiatan kelompok pemuda ini meliputi bersih desa, kerja bakti, senam kesehatan jasmani, kegiatan keagamaan, kegiatan hari raya keagamaan, kegiatan hari kebangsaan, dan masih banyak lagi. Susunan Organisasi Pemuda Garuda 72 adalah sebagai berikut,

- Pelindung     : Suwarto
- Penasehat    : Tarban
- Ketua          : Hariyanto
- Sekretaris    : Adi Mukti W.
- Bendahara   : Lisa Kustiana
- Humas         : Prasetyo

Kegiatan Garuda 72 (Persiapan Tirakatan Hari Merdeka)
Kegiatan Garuda 72  (Persiapan Tirakatan Hari Merdeka)

Mengenai Taman Baca Masyarakat yang akan diperjuangkan, berikut informasinya,

- Nama TBM         : TBM Garuda 72

- Lokasi TBM        : Teras Rumah Sdr. Hariyanto (Cak Hari), Gondang Ngisor RT. 07, RW. 02, Kelurahan Manggong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah

- Luas Bangunan     : 3x2 Meter

- Kebutuhan            :
Rincian Kebutuhan TBM

- Kebutuhan Buku    :
1.                 Buku referensi sekolah
2.                 Buku dongeng/bergambar
3.                 Buku pengetahuan umum
4.                 Buku Keagamaan
5.                 Buku Novel
6.                 Artikel dan majalah
7.                 Buku mewarnai
8.                 Dan bahan bacaan lainnya.

Rencananya, kegiatan dalam TBM tersebut tidak hanya membaca buku saja, melainkan ada kegiatan-kegiatan lain untuk mengembangkan kreativitas seperti membuat kerajunan dari barang bekas, belajar menggambar dan mewarnai, belajar membuat kolase, belajar untuk anak-anak, dan masih banyak lagi. Bukan hanya itu, lokasi TBM juga bisa dijadikan tempat berkumpul bagi masyarakat mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua untuk berinteraksi dan mempererat persaudaraan.

Mengenai perijinan, dari Kelurahan setempat sudah diberikan berupa SK untuk operasional. Sehingga TBM Garuda 72 ini sudah legal dan terdaftar di lembaga administrasi setempat.

Untuk itu, bagi yang berminat untuk berdonasi dalam pembangunan TBM ini, silahkan bisa hubungi Contact Person kami,

0857-1005-6745 - Andy
0856-4020-3682 - Arun
0857-1120-4725 - Vrandes
081-328-006-101 - Cak Hari

Donasi bisa berupa buku bekas, buku baru, majalah, artikel, alat tulis dan lainnya.

Be Human for Humanity!
For Peace, Love, and Humanity. Come join us!




Written by : Vrandes S. Cantona - Langit Tjerah
Big thanks to readers!





No comments:

Post a Comment

Designed By Langit Tjerah