Langit Tjerah menerima donasi buku bekas, buku baru, maupun alat pendidikan yang lainnya untuk kami salurkan kepada Komunitas Pendidikan maupun Taman Baca yang membutuhkan, silahkan hubungi contact person. Terima Kasih.

Monday, May 29, 2017

Perang, Untuk Apa dan Siapa?

Perang, Untuk Apa dan Siapa?


Perang mungkin menjadi suatu hal yang penuh kesan Nasionalistik, penuh dengan cerita-serita pahlawan dan perjuangan. Bahkan mungkin menurut pandangan beberapa orang, perang akan menjadi sebuah pertarungan antara baik dan buruk. Sejarah dan dongeng-dongeng tentang perang sudah menceritakan bagaimana pertarungan tersebut mewakilkan baik dan buruk. Dan disajikan kepada kita dalam dua versi sehingga kita seringkali bingung menentukan kebenarannya. Wajar saja karena dalam peperangan sangat kental dengan propaganda, sehingga dibuatlah cerita yang memihak kepada si pembuatnya.

Beda generasi pasti beda teknologi, dan tentu juga beda latar belakang yang dijadikan alasan untuk memulai peperangan. Seperti contohnya ketika manusia masih sangat primitive dan belum mengenal kemajuan, peperangan hanya didasarkan hanya pada permasalahan yang sangat sepele. Misalnya pertentangan suku, bahkan hanya dikarenakan konflik perebutan daerah kekuasaan yang pada jamannya masih sangat diragukan batas wilayahnya. Seperti contohnya manusia primitive yang melakukan perang antar suku hanya karena permasalahan hasil buruan, atau perebutan wilayah kekuasaan. Semakin lama jaman semakin berubah dalam hal kemajuan, manusia mengenal teknologi dan taktik perang. Permasalahan yang menyulut peperangan pun semakin pelik dan sangat ruwet.

Sejarah telah mencatat sebuah peperangan yang sangat sayang jika dilupakan, yaitu Perang Utsmaniyah atau dunia lebih mengenal sebagai Perang Turki yang dimulai di akhir abad ke-13. Dimulai dengan aktivitas militer Byzantium-Utsmaniyah, dilanjutkan dengan Bulgari-Utsmaniyah (abad ke-14), lalu berlanjut Serbia-Utsmaniyah, Kroasia-Utsmaniyah, dan berhenti dengan Perang Besar Turki yang disusul pemberontakan dalam tubuh kesultanan sehingga kekuatan melemah dan mengalami keruntuhan pada Perang Dunia I atas ditandatanganinya Perjanjian Sevres. Konflik dimulai atas dasar agama dan keyakinan, namun dibelakangnya jelas bermuatan pelebaran kekuasaan untuk kemajuan politik dan ekonomi. Berjuta nyawa melayang secara gratis, dengan imbalan hadiah surga sehingga nyawa bukan lagi suatu hal yang berharga. Memang dari dulu perang membawa dampak yang hampir sama.

Berganti jaman dan berganti pemikiran, perang masih tetap saja digulirkan sebagai jalan penentu kemenangan. Walaupun dunia sudah berganti generasi, perang tetap saja terjadi. Seperti Perang Dunia II, yang kental dengan konflik ideologi. Dunia kala itu dibagi dalam 3 blok besar, Blok Fasis atau dikenal sebagai Blok Poros Fasis yang diwakili oleh Jerman, Jepang dan Italia, Blok Komunis yang diwakilkan oleh Uni Soviet dan China, Blok Sekutu yang diwakilkan oleh AS dan Britania Raya. Namun AS  dan Rusia kemudian sepakat untuk menjadi satu kawan menjadi Sekutu untuk bersama-sama menjatuhkan Blok Poros. Beberapa tahun perang berlangsung, dunia melewati masa-masa kelam dengan dihadapkan langsung pada kekejaman demi kekejaman. Perang Dunia II tidak begitu menonjolkan isu Agama, namun lebih ke permainan isu Ras dan Kebangsaan (Nasionalisme). Bagaimanapun juga kerugian atau dampak yang ditanggung tak mudah dihitung. Apalagi yang jadi korban adalah orang-orang yang tak bersalah dan bahkan tak mengerti apa-apa tentang politik pada masa itu. Jutaan nyawa hilang sia-sia, harta benda lenyap, bahkan sudah tak ada lagi sisa harapan untuk hidup yang lebih tenang. Dunia mencatat kerugian nyawa sekitar 60 Juta, itu pun hanya perkiraan karena banyak kematian yang tidak tercatat. Ironisnya, 40 juta terdiri dari warga sipil. Kematian disebabkan karena wabah, penyakit, kejahatan Genosida, kelaparan, dan pembantaian.

Perang Dunia II
Perang Dunia II sudah lama berakhir, tepatnya pada 2 September 1945 dengan menyerahnya jepang di atas kapal USS Missouri. Dunia sedikit berlega setelah lama dibalut masa kejam atas dasar kekuasaan. Banyak Negara-negara jajahan yang mulai memerdekakan diri dengan memanfaatkan akhir perang ini. Namun walau waktu terus berganti generasi, perang tetap saja terjadi. Blok Poros telah runtuh, sehingga tersisa Blok Komunis dan Blok Sekutu, sehingga dilanjutkan Perang Dingin atau tepatnya perang ideology antara Blok Timur Uni Soviet (Komunis) dengan Blok Barat AS dan NATO (Sekutu). Perang Dingin berlangsung kental dengan nuansa ideologis, walau kita juga menyaksikan perang secara fisik seperti Perang Korea, Revolusi Kuba, Blokade Berlin dan lainnya. Hingga diakhiri dengan pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Cold War AS - Soviet

Walaupun Perang Dingin bisa dikatakan selesai, dunia tetap dilanda ketidaktenangan atas perang, seperti kita lihat akhir-akhir ini perang dan sengketa di Timur Tengah. Perang Geopolitik di Timur Tengah kental dengan nuansa Agama dan konflik Sekterian. Dan Amerika memanfaatkan betul konflik tersebut untuk kepentingannya memperoleh keuntungan di Kawasan. Terutama kita lihat konflik di Suriah yang beragendakan menjatuhkan pemerintahan Bashar Al-Assad yang sah. Isu-isu diciptakan untuk memanaskan konflik, dan juga untuk menarik simpatisan agar mendapatkan bala bantuan secara sukarela. Apapun akan didonasikan jika diatasnamakan dengan agama. Sehingga jangan heran jika perang yang didasari dengan agama akan berlangsung lama dan susah berakhirnya bahkan bisa kekal sampai dibawa ke lubang kubur. Pemerintahan Bashar konsisten untuk menolak Kedubes Israel di negaranya. Hal ini membuat Amerika tidak senang karena Israel adalah sekutu mesra Amerika Serikat. Sehingga AS beserta sekutu NATO di Kawasan harus turut menghabisi Bashar dengan skenario yang kotor. Ditambah lagi Bashar menolak proyek pembangunan pipa gas dari Qatar menuju Eropa yang akan melintasi Suriah, Bashar melihat ini adalah proyek yang akan menguntungkan barat dan sekutunya di Kawasan Regional sehingga harus digagalkan.

Peace For Syria
 Lagi-lagi Barat tidak suka akan hal ini dan semakin memantapkan niatnya untuk menggulingkan Bashar Al-Assad. Diciptakanlah isu-isu murahan namun sentimental, seperti Pemerintahan Bashar adalah pemerintahan yang zalim, lalu diteruskan isu agama (Islam-Non Islam), kemudian dilanjutkan isu Sunni-Syiah, yang mana sebelum ada konflik mereka hidup aman berdampingan. Setelah itu diciptakan boneka-boneka seperti ISIS dan Kelompok Mujahidin lainnya. Rusia tahu akan hal ini, bahwa AS beserta sekutu regionalnya memainkan peran  di Timur Tengah. Sehingga Rusia ikut turun tangan membantu Bashar menyingkirkan pengacau. Kedua Negara itu (AS-Rusia) kembali bersitegang di Timur Tengah, dan sempat hubungan keduanya memanas beradu urat. Moskow dan Washington saling lempar sindiran dan kutukan atas apa yang dilakukan di Timur Tengah. Hingga berakhirnya Perang Suriah ditandai dengan kekalahan demi kekalahan para pemberontak dan mereka dipulangkan ke Negara asalnya. Namun, hubungan AS dan Rusia sudah kadung tidak baik. Hal ini sempat menjadi isu sebagai awal mula penyebab Perang Dunia III. Bahkan Majalah Time pernah menuliskan bahwa Perang Dingin Jilid 2 dimulai tahun 2014.

Peristiwa 9/11
Sebenarnya perang Geopolitik Timur Tengah dimulai setelah peristiwa 9/11, beberapa tahun kemudian AS menyatakan perang terhadap Teror dengan anggaran US$ 4000 Miliar. Moskow melihat itu sebagai alasan Amerika untuk menyerang 7 negara yaitu Irak, Libya, Pakistan, Afganistan, Somalia, Suriah, dan Yaman. Yang digunakan tak lain dan tak bukan adalah isu sekterian. Perkiraan jumlah nyawa yang melayang adalah 1,3 Juta orang. Perang terhadap teroris katanya, tetapi sebetulnya adalah proyek ekspansi untuk menjamin kekuatan ekonomi dan militer AS di kawasan Regional Timur Tengah. Seorang jurnalis, Naomi Klein pernah mewartakan bahwa Perang Timur Tengah diciptakan oleh AS dengan biaya rekonstruksi Irak sebesar US$100 Miliar. Dengan menjatuhkan Saddam Hussein dan menjanjikan warga Irak hidup tentram, tetapi malah sekarang Irak menjadi Negara gagal dan basis teroris, dari sini kita dapat lihat teroris itu sebenarnya buatan siapa?.

Obama and Putin
Hal ini disinyalir menjadi pemicu Perang Dunia III yang melibatkan AS dan Rusia. Konflinya bukan hanya di Timur Tengah saja sebetulnya, seperti konflik Asia-Pasifik yang melibatkan China-Amerika, Konflik percaturan ekonomi dengan dimulainya Trans Pacific Partnership yang diprakarsai AS tapi tidak melibatkan China. Ditambah tensi yang mulai memanas antara China dan Jepang, kemudian konflik China dan Amerika di Laut China Selatan yang mebuat AS berang.

Jika kita lihat, peta Perang Dunia III akan berlangsung antara konflik AS dan Rusia, dengan peta koalisi Rusia akan bergabung dengan Negara-negara Timur tengah yang menjadi korban skenario jahat AS seperti Iran, Yaman (Houthi), Suriah (Pemerintah).  Lalu berkoalisi dengan Negara-negara yang beraliran komunis mengingat kesamaan histori dan persaudaraan seperti Korut, Kuba, China, dan Vietnam. Sedangkan AS akan menggandeng Negara sekutunya dan Negara-negara yang masuk dalam NATO. Tak terkecuali akan menggandeng Jepang, dikarenakan Jepang sedang panas dengan China. Lalu AS bisa saja menggandeng Korea Selatan karena sedang panas dengan Korut. Lalu menggandeng Saudi karena sedang panas dengan Houthi di Yaman, dan juga hubungan Saudi-AS dalam percaturan di Geopolitik Timur Tengah selalu bergumul mesra. Bisa saja AS juga menggandeng Inggris dikarenakan romantisme masa lalu, jika Inggris merapat otomatis Negara-negara Commonwealth siap membantu. Jika dispekulasikan, kemungkinan Perang Dunia III akan berlangsung di Kawasan Timur Tengah, Laut Cina Selatan, Laut Pasifik, dan juga di Negara-negara yang sedang memanas terkait ideologi seperti Korsel-Korut. Tetapi, analisa diatas masih bisa berubah sewaktu-waktu mengingat AS beralih kepemimpinan dari Obama ke Donald Trump. Hal tersebut bisa jadi meredakan konflik atau justru malah memperburuk keadaan.

Dari segi teknologi persenjataan kita dihantui oleh teknologi Nuclear Weapon, yang mana Negara-negara maju sudah mengembangkannya. Kita tahu dampaknya akan seperti apa, yang jelas dunia akan menjadi planet yang sangat meprihatinkan. Tak terbayangkan berapa banyak manusia bahkan makhluk hidup lainnya atas kekejaman perang yang luar biasa biadab ini?. Pantas bila Einstein mengatakan, "Saya tidak tahu apa senjata Perang Dunia III nantinya, tapi Perang Dunia IV akan menggunakan tongkat dan batu." Mengingat dampak yang super dahsyat dari teknologi senjata nuklir terhadap keberlangsungan kehidupan di muka bumi. Bahkan bila diperkirakan ini adalah masa pengurangan penduduk bumi secara serentak.
Ilustrasi Nuclear Weapon
Bagaimanapun alasannya kalau perang akan membuktikan mana yang baik dan mana yang benar, atau bahkan dengan janji kehidupan setelah kematian, Perang tetap akan menyisakan biru dan haru dalam sejarah keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi ini. Perang hanya akan menyisakan kesengsaraan apapun itu alasannya. Tetapi semua belum terlambat, kita dapat membuat dunia lebih damai, inilah mimpi yang harus kita wujudkan mulai dari sekarang juga.


“War is over, If you want it.” -John Lenon-


Referensi :



Big Thanks to Readers!

Written By : Vrandes Setiawan Cantona - Langit Tjerah

No comments:

Post a Comment

Designed By Langit Tjerah