Langit Tjerah menerima donasi buku bekas, buku baru, maupun alat pendidikan yang lainnya untuk kami salurkan kepada Komunitas Pendidikan maupun Taman Baca yang membutuhkan, silahkan hubungi contact person. Terima Kasih.

Saturday, March 3, 2018

Grebeg K3, Aksi Nyata Untuk Lingkungan


Peran kita bersama untuk kelestarian lingkungan

Sabtu, 3 Maret 2018 sebuah acara tentang kepedulian terhadap lingkungan dilaksanakan disekitar Alun-alun Bekasi. Acara tersebut bernama Grebeg K3, atau lebih lengkapnya Grebeg Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan Lingkungan. Seperti pada umumnya Grebeg adalah upaca berkala yang diperingati oleh beberapa masyarakat bertepatan dengan peringatan hari-hari tertentu. Biasanya Grebeg dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi, menyambut Ramadhan, memperingati hari kemerdekaan, dan lainnya. Namun pada Grebeg kali ini, sedikit berbeda dengan grebeg-grebeg pada umumnya yang identik dengan hari-hari keagamaan dan terkesan seremonial. Grebeg K3 adalah Grebeg yang dilaksanakan untuk mewujudkan Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan Lingkungan, sejumlah masyarakat bersama-sama membersihkan lingkungan hidupnya. Acara ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Sampah Nasional yang jatuh pada hari Rabu, 21 Februari 2018 dan juga bertepatan dengan Penilaian dan Pemantauan Adipura Kota Bekasi. Walaupun acara ini dilakukan setelahnya, namun tidak mengurangi esensi dan tetap memberikan manfaat yang luar biasa pada lingkungan.

21 Februari ditetapkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional bukan tidak memiliki arti, sebab penetapan tanggal tersebut memiliki sejarah yang tidak dapat kita lupakan begitu saja. Peristiwa kelam yang terjadi pada 21 Februari 2005 di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa menjadi raport merah bagi kita. Kejadian itu dikarenakan tumpukan sampah yang terkena curah hujan yang tinggi meledak dan longsorannya menimbun setidaknya 2 desa. Hal inilah yang menjadi dasar ditetapkannya Hari Sampah Nasional setiap 21 Februari.

[1]. Peristiwa Longsor Sampah Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat 21 Februari 2018
Dalam Grebeg K3 Memperingati Hari Sampah Nasional dan Penilaian Adipura ini, Dinas Lingkungan Hidup UPTD Taman Hutan Kota Bekasi mengadakan kegiatan bersih Taman dan Lingkungan sekitarnya dengan melibatkan Karang Taruna, PKL, Pengelola Parkir, dan beberapa Komunitas Sosial. Acara tersebut berupa pemungutan sampah, pembersihan area umum, penataan fasilitas umum, dan revitalisasi sarana kebersihan seperti tong sampah dan perangkat lainnya. Komunitas Sosial yang ikut berkontribusi dalam acara tersebut seperti Komunitas ARC (Anak Rantau Cilacap), Komunitas Langit Tjerah, Karang Taruna Margajaya, dan lain-lain.

Sebelum hari pelaksanaan, Surat Pemberitahuan diedarkan pada 27 Februari 2018. Surat tersebut sampai kepada Langit Tjerah, mengajak untuk ikut berkontribusi terhadap kegiatan tersebut. Tanpa penjelasan yang panjang lebar, kami langsung menanggapi pemberitahuan tersebut dan memberikan jawaban bahwa Langit Tjerah siap berpartisipasi, sebelumnya memang Langit Tjerah mempunyai rencana yang hampir sama untuk memperingati Hari Sampah Nasional tersebut.

[2]. Surat Pemberitahuan Grebeg K3
Kegiatan Grebeg K3 dimulai pada pukul 07.00 WIB, diawali dengan briefing dan doa bersama untuk kelancaran kegiatan. Dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) dan alat-alat kebersihan, peserta melakukan bakti lingkungan seperti memungut sampah, pembersihan area dagang, merapikan sarana umum, dan lain-lain. Walaupun kegiatan tersebut cukup menguras tenaga terlebih cuaca yang panas oleh terik matahari tidak mengendorkan semangat para peserta untuk membersihkan lingkungan.

[3]. Briefing Aksi Lingkungan

[4]. Aksi Lingkungan 1

[5]. Aksi Lingkungan 2

[6]. Aksi Lingkungan 3

[7]. Aksi Lingkungan 4

[8]. Aksi Lingkungan 5
Kegiatan tersebut diakhiri pada pukul 12.00 WIB, peserta membubarkan diri dengan teratur. Setelah diadakan Grebeg K3 tersebut lingkungan Taman Alun-Alun Bekasi menjadi bersih, rapi, dan indah, tentunya kegiatan ini memberikan dampak yang sangat baik bagi lingkungan sekitar.

Disamping kegiatan ini bertujuan untuk memperingati Hari Sampah Nasional dan Penilaian Adipura, yang tidak kalah pentingnya adalah tujuan untuk menumbuhkan kesadaran sesama mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup. Hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa sekarang ini sangat minim kepedulian masyarakat tentang lingkungan hidup, terkesan bahwa manusia hanya "sekedar numpang hidup" di planet bumi ini sehingga seenaknya membuat kerusakan dan berikap apatis terhadap keselamatan lingkungan.

Dalam hal ini, sampah yang menjadi perhatian utama. Menurut Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang telah 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun [1]. Inilah yang menjadi keprihatinan bersama, satu manusia di Indonesia memproduksi 700 sampah plastik belum lagi yang dibuang secara sembarangan. Sampah yang berserakan dan tidak dikelola dengan baik akan menimbukan kerugian yang luar biasa. Malapetaka di Leuwigajah adalah contoh nyata dari akibat meningkatnya sampah dan pengelolaan sampah yang tidak baik. Dari pihak masyarakat, kurangnya kesadaran akan sampah menjadi akar masalah tentang persoalan sampah ini. Masyarakat kita kebanyakan menganggap pengelolaan sampah cukup dengan menjauhkan sampah itu dari dirinya, alhasil dibuang sembarangan tanpa pengelolaan yang baik. Dari pihak pemerintah, perlu adanya perbaikan prosedur tentang TPS dan TPA mengingat semakin hari sampah semakin menumpuk dan belum teratasi dengan maksimal. Juga konsistensi mengenai regulasi pengelolaan sampah dalam UU no. 18 Tahun 2008 pasal 11 ayat (1) huruf a yang menjelaskan bahwa, "Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu." [2]. Dengan kesadaran dan peran semua pihak, diharapkan sampah dapat diatasi dengan baik dan tidak menimbulkan bahaya bagi kehidupan.

[9]. Sampah Tidak Dikelola dengan Baik
Sudah sepantasnya manusia hidup di muka bumi untuk menjadi manfaat bagi kehidupan, bukan menjadi sumber malapetaka untuk segala macam jenis kehidupan. Manusia sebaiknya memiliki kesadaran untuk tidak selalu berstandar pragmatis terhadap lingkungan dan kehidupannya. Yang jelas alam akan memberikan akibat dari segala sesuatu yang kita lakukan, hal ini mutlak adanya. kita membuang sampah di sungai sembarangan, alam memberikan balasannya dengan banjir, begitu pula dengan peristiwa sebab-akibat lainnya. Untuk itu diperlukan kesadaran penuh sehingga kita menjadi manusia seutuhnya yang menghormati daulat hukum alam.



Sumber tulisan :
[1]. Blog Sejarah Dunia,"Sejarah Hari Peduli Sampah", https://blog-sejarah-dunia.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-hari-peduli-sampah-nasional.html

[2]. UU No. 18 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Sampah, Bab II, Pasal 11 ayat (1).

Sumber gambar :
[1]. https://akarpohonmks.files.wordpress.com/2016/02/1-11.jpg?w=1000

[2] - [8]. Dokumentasi Kegiatan Grebeg K3, 3 Maret 2018

[9]. http://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/930x680-2/1505281166.jpg



Big Thanks To Readers!
Vrandes S. C - Langit Tjerah

1 comment:

  1. Maaf... Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau ada ke bohongan sy sama sekali. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang sy takut hubungi nomer trsebut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan dana hibah maupun melalui pemasangan nomer togel. Setelah sy telpon melalui whatsApp untuk dengar arahan nya. bukan jg larangan agama. Tergantung dari keyakinan dan kepercayaan saja. Biarlah Orang pada ngomong itu musrik hanya tuhan yg tau. mungkin ini salah satu jalan rejeki sy. Syukur Alhamdulillah melalui bantuan beliau benar2 sudah terbukti sekarang. Amin

    ReplyDelete

Designed By Langit Tjerah