Mata Hari, Kisah Penari Erotis dan Spionase
Sebetulnya ini adalah tulisan lama, ditulis pada peringatan Hari Perempuan Sedunia. Namun, dikarenakan Blog ini masih baru dibuat alias masih kinyis-kinyis maka baru diposting sekarang. Tapi tak jadi masalah, berbagi ilmu bisa kapan saja. Atau ada kata mutiara yang berbunyi "Lebih baik telat, daripada tidak sama sekali." (red. mau nyari alasan).
Mereka mengatakan wanita adalah makhluk yang lemah,
tanpa mereka sadari kekuatan mereka tak berlaku diatas ranjang.
![]() |
Mata Hari |
Setiap tanggal 8 Maret, dunia
memperingati Hari Perempuan Internasional. Peringatan tersebut sebagai bentuk
apresiasi terhadap kaum perempuan. Banyak tulisan tentang perempuan menghiasi
beranda jejaring sosial media. Sejarah
demi sejarah menuliskan tentang peran perempuan didalamnya, perjuangan
dan harga diri menjadi nyawa dalam peranannya. Di masyarakat Yunani Kuno,
perempuan mogok berhubungan seks dengan pasangannya untuk menuntut
diberhentikannya peperangan. Atau di Rusia pada 8 Maret 1917 untuk pertama
kalinya perempuan mendapakan hak untuk memberikan suara di pemilu. Hingga peran
perempuan Marsinah di Indonesia sebagai ikon keadilan pada era Orde Baru. Hal
tersebut menjadi bukti nyata perjuangan perempuan yang tak bisa kita lupakan
begitu saja.
Kita akan membahas tentang peran
perempuan dari sisi yang tak biasa, penuh hal yang tabu namun patut untuk
diperbincangkan. Mengenai kisah hidup seorang penari orientalis pada masa-masa
Perang Dunia I. Dia adalah Margarethe Gertruide Zelle atau yang kita ketahui
sebagai Mata Hari, seorang penari dan spion politik untuk pemerintah Jerman dan
Perancis. Margarethe Gertruide Zelle lahir di Leeuwarden, Belanda pada tanggal
7 Agustus 1876. Kehidupan masa kecil Margarethe yang penuh liku-liku secara
langsung membentuk kepribadian Margarethe dewasa. Ketika berusia 19 Tahun, dia
dinikahi seorangperwira tinggi militer Belanda yang bertugas di Indonesia yang
bernama Rudolph McCleod. Kala itu usia Rudolph adalah 39 tahun. Setelah menikah
mereka tinggal di Semarang, hingga tak lama setelah itu suaminya harus berdinas
di Malang, dari situ Margarethe banyak bermain ke Candi Jago dan Candi
Singosari hingga mengenalkannya pada Tari Srimpi yang biasa dimainkan para
gadis-gadis jawa di pelataran candi tersebut. Setelah itu mereka harus
berpindah ke Sumatera, dan akhirnya harus kembali ke Belanda di Tahun 1902.
Hubungan Margarethe dan Rudolph berakhir dengan perpisahan, hingga Margarethe
pergi ke Perancis untuk belajar balet. Timbul keinginan Margarethe untuk
menjadi “Penari Malam” yang beraliran Orientalis dengan memadukan budaya Timur
dan Barat. Dalam waktu yang tak lama, Margarethe mampu melambungkan namanya
bahkan sampai Elitis-elitis Paris kagum dengannya. Ketika ia menjadi sorotan dunia
kala itu, dia merubah nama menjadi Mata Hari dan mengaku lahir di kota
Jaffnapattam, India.
Setelah ketenarannya itu, orang yang
pertama kali tergila-gila kepada Mata Hari adalah Emile Guimet. Dia adalah
pengusaha dari kota Lyon, Perancis di bidang industry sabun cuci. Dari Guimet,
Mata Hari mengenalkan diri ke Elitis Paris dengan pertunjukannya di Museum
Orientalis milik Guimet. Keinginan Mata Hari untuk menjadi pacar seorang
jutawan tercapai seketika.
Hingga Mata Hari berganti pacar lagi
dengan seorang pengacara bernama Edouard Clunet. Dari Clunet dia berkenalan
juga dengan Gabriel Astruc, seorang agen teater kawakan yang menjadi jalan
untuk Mata Hari untuk tampil di Madrid, Berlin, Wina, oleh bantuan bangsawan
setempat.
![]() |
Quote |
Situasi dunia khususnya Eropa mencapai
ketegangan akan ancaman perang. Hingga Agustus 1914 perang secara resmi
diumumkan. Hal itu membuat Mata Hari harus mengungsi, namun yang menjadi
pertanyaan adalah posisi Mata Hari yang hanya menjadi penari namun bisa aman
melintas berlin dan menjalin asmara dengan komandan polisi setempat bernama
Griebel. Hingga pada masa masa demonstrasi didepan kekaisaran dan Mata Hari pun
menjadi sasaran aksi anti orang asing dan memaksanya meninggalkan Berlin. Mata
Hari tiba di Amsterdam pada 16 Agustus 1914 dan tinggal disana. Pada 14
Desember 1914 dia tampil di Den Haag dan berhasil menjalin asmara dengan Baron
Edouard van Capellen, seorang pimpinan kavaleri yang berusia 52 tahun. Mata
Hari dibuatkan rumah yang indah oleh Baron di Den Haag, namun Mata Hari menjadi
terkekang dengan semua itu. Apalagi Baron menganggapnya tak lebih dari wanita
prostitusi. Di malam Mei 1916, Mata Hari
ditemui oleh Karl Kramer dan ditawari 20.000 Franc untuk menyenangkan bangsa
Jerman. Dan itulah awal mula Mata Hari menjadi agen “Spionase Diatas Ranjang”,
untuk dikirimkan ke Paris untuk mencari berita-berita penting. Dengan sandi H21
sebagai tanda tangan berita yang dikirim oleh Mata Hari untuk dikirimkan ke
hotel de I’Europe di Amsterdam. Pada awal misi Margarethe tidak tahu tentang apa
yang harus dilakukannya sebagai mata-mata. Namun, semua rahasia dari politik
hingga strategi militer para Elitis dan Intelek tercurahkan kepada Mata Hari
ketika diatas ranjang, semua bertekuk lutut di depan Dewa Amor. Singkat cerita
ketika Mata Hari menjalin cinta dengan Vadime De Masloff, ketika Vadime terkena
granat beracun dan dirawat di rumah sakit. Untuk masuk ke rumah sakit
diperlukan perizinan dari kementrian perang. Di situ Mata Hari bertemu dengan
Ladoux yang mana dia adalah ketua Spion Perancis. Margarethe ditawari bekerja
untuk Ladoux, dan Margarethe meminta upah satu juta franc. Ladoux
mempertimbangkan dengan upah satu juta Franc bisa untuk menggaji 12 mata-mata
ulung. Dari hal itu diketahui oleh Ladoux bahwa Mata Hari adalah orang dekat
Kramer, orang penting di Jerman. Dan Ladoux menggagalkan untuk memperkerjakan
Mata Hari.
Akhirnya, Mata Hari ditangkap oleh
polisi di kamar hotel tempat Mata Hari menginap. Margarethe resmi menjadi
tahanan dibawah pengawasan Pierre Bouchardon. Hingga hidup mati Mata Hari
ditentukan pada pengadilan tertutup pada tanggal 25 Juli 1917. Margarethe
terbukti bersalah, dia terbukti sebagai mata-mata Jerman untuk Perancis. Dan
malaikat maut menjemputnya pada eksekusi mati di tanggal 15 Oktober 1917.
Beberapa media internasional mewartakan kematiaannya seperti New York Times dan
Daily Express. Margarethe alias Mata Hari, sang penari erotis sekaligus Spy
tersebut mati meninggalkan bukti kehebatan seorang perempuan.
![]() |
Berita Eksekusi Penembakan |
Dengan kisah hidup Mata Hari dari awal
mula hingga akhir hayatnya kita dapat menilai bahwa kekuatan perempuan tak
dapat diremehkan. Wanita dinilai lemah dan menjadi “Objek Jajahan” pria, namun
semua akan berubah terbalik ketika wanita menggunakan sisi sensitivitasnya
sebagai senjata. Dalam hal ini erotisme berperan penting dalam upaya menaklukan
kaum adam. Terbukti dalam kisah hidup Mata Hari, sehebat apapun intelek pria,
sehebat apapun elit politik akan jatuh di pangkuan wanita.
Seperti syair lagu Sabda Alam oleh
Ismail Marzuki bahwa ,
Diciptakan
alam pria dan wanita
Dua makhluk jaya asuhan dewata
Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
Adapun wanita lemah lembut manja
Wanita dijajah pria sejak dulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut disudut kerling wanita
Dua makhluk jaya asuhan dewata
Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
Adapun wanita lemah lembut manja
Wanita dijajah pria sejak dulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut disudut kerling wanita
Ada kala pria tak berdaya dan tekuk
lutut di sudut kerling wanita, hal tersebut sangat benar. Pria hebat karena ada
wanita kuat dibelakangnya.
Diperingatinya Hari Perempuan adalah
untuk kita menyadari bahwa perempuan tak bisa diremehkan kekuatannya. Kehebatan
seorang pemimpin Negara pun pasti ada rahasia yang dipegang oleh
perempuan-perempuan dibelakangnya. Oleh karena itu, wajar bila di Hari
Perempuan ini banyak tuntutan kaum wanita untuk keseteraaan gender. Mereka
menuntut agar hak-haknya dilindungi oleh kepastian hukum.
Hal tersebut sebagai rapor merah bagi
pemerintah bahwa selama ini abai terhadap suara perempuan. Padahal perempuan
adalah makhluk yang kita pun menyadari kekuatannya tak dapat disepelekan. Bisa
saja perempuan-perempuan Indonesia melakukan mogok hubungan seks seperti yang
terjadi di Yunani Kuno atas dasar protes mereka. Atau mungkin bisa saja
perempuan seantero negeri mogok masak atas dasar protes hak-haknya yang disepelekan.
Kita tak menakar seberapa besar dampak merampas hak-hak wanita, atau yang
paling sederhana adalah kita menganggap wanita adalah makhluk cengeng dan naïf.
Lebih dari yang kita bayangkan bahwa kekuatan wanita tak hanya sekedar
menghancurkan gunung atau mematahkan bilah besi, wanita mampu mengubah
peradaban. Menuntut kesetaraan gender bagi perempuan dalam arti yang sempit
seperti halnya menuntut perempuan supaya mendapat pekerjaan sebagai sopir bus
adalah tuntutan yang kurang tajam. Tak melulu masalah hak perempuan adalah
kesetaraan dalam bidang karir. Yang sebenarnya terjadi adalah kekurangan
keserasian dan keseimbangan antara Laki-laki dan Perempuan. Leluhur Nusantara
dulu mengerti betul bagaimana mencapai keserasian antara laki-laki dan
perempuan sehingga diinterprestasikan dalam konsep Lingga dan Yoni yang ada di
Candi-candi peninggalan leluhur. Mengajarkan untuk selalu menekankan keserasian
peranan kaum adam dan hawa. Dalam mencapai kesadaran utuh atas keberlangsungan
hidup yang serasi dalam harmoni, dibutuhkan adanya saling mengerti batas-batas
keduanya dalam hal hak dan kewajiban. Lingga atau yang melambangkan syahwat
laki-laki sebagai elemen api, dan Yoni sebagai sensitivitas perempuan lambang
elemen tanah. Keduanya saling bertolak belakang namun jika dipersatukan dengan
perdamaian, cinta dan kasih sayang akan menjadikan sebuah harmoni dalam sebuah
paradoks.
![]() |
Contoh Lingga-Yoni |
Sebagai penutup, kita perlu mengubah
cara pandang kita terhadap perempuan dari semula makhluk yang lemah dan naïf,
ternyata wanita mampu mengubah jalan dari sebuah peradaban. Dalam menghadapi
dinamika jaman yang semakin tidak menentu ini, diperlukan cara pandang yang
lebih sehat terhadap perempuan. Konsep yang dajarkan oleh Nenek Moyang sudah
menjelaskan bahwa hidup harus dengan keselarasan dan keserasian termasuk dalam
memandang gender. Dengan pemahaman seperti itu, diharapkan perampasan hak-hak
perempuan dapat ditekan dari kalangan masyarakatnya sendiri.
Sumber :
Big Thanks to Readers!
Written by : Vrandes Setiawan Cantona - Langit Tjerah
No comments:
Post a Comment