Perang,
Untuk Apa dan Siapa?
Perang mungkin menjadi suatu hal yang penuh
kesan Nasionalistik, penuh dengan cerita-serita pahlawan dan perjuangan. Bahkan
mungkin menurut pandangan beberapa orang, perang akan menjadi sebuah
pertarungan antara baik dan buruk. Sejarah dan dongeng-dongeng tentang perang
sudah menceritakan bagaimana pertarungan tersebut mewakilkan baik dan buruk.
Dan disajikan kepada kita dalam dua versi sehingga kita seringkali bingung
menentukan kebenarannya. Wajar saja karena dalam peperangan sangat kental
dengan propaganda, sehingga dibuatlah cerita yang memihak kepada si pembuatnya.
Beda generasi pasti beda teknologi, dan tentu
juga beda latar belakang yang dijadikan alasan untuk memulai peperangan.
Seperti contohnya ketika manusia masih sangat primitive dan belum mengenal
kemajuan, peperangan hanya didasarkan hanya pada permasalahan yang sangat
sepele. Misalnya pertentangan suku, bahkan hanya dikarenakan konflik perebutan
daerah kekuasaan yang pada jamannya masih sangat diragukan batas wilayahnya.
Seperti contohnya manusia primitive yang melakukan perang antar suku hanya
karena permasalahan hasil buruan, atau perebutan wilayah kekuasaan. Semakin
lama jaman semakin berubah dalam hal kemajuan, manusia mengenal teknologi dan
taktik perang. Permasalahan yang menyulut peperangan pun semakin pelik dan
sangat ruwet.
Sejarah telah mencatat sebuah peperangan yang sangat sayang jika dilupakan, yaitu Perang Utsmaniyah atau dunia lebih mengenal
sebagai Perang Turki yang dimulai di akhir abad ke-13. Dimulai dengan aktivitas
militer Byzantium-Utsmaniyah, dilanjutkan dengan Bulgari-Utsmaniyah (abad
ke-14), lalu berlanjut Serbia-Utsmaniyah, Kroasia-Utsmaniyah, dan berhenti
dengan Perang Besar Turki yang disusul pemberontakan dalam tubuh kesultanan
sehingga kekuatan melemah dan mengalami keruntuhan pada Perang Dunia I atas
ditandatanganinya Perjanjian Sevres. Konflik dimulai atas dasar agama dan
keyakinan, namun dibelakangnya jelas bermuatan pelebaran kekuasaan untuk
kemajuan politik dan ekonomi. Berjuta nyawa melayang secara gratis, dengan
imbalan hadiah surga sehingga nyawa bukan lagi suatu hal yang berharga. Memang
dari dulu perang membawa dampak yang hampir sama.
Berganti jaman dan berganti pemikiran, perang
masih tetap saja digulirkan sebagai jalan penentu kemenangan. Walaupun dunia
sudah berganti generasi, perang tetap saja terjadi. Seperti Perang Dunia II,
yang kental dengan konflik ideologi. Dunia kala itu dibagi dalam 3 blok besar,
Blok Fasis atau dikenal sebagai Blok Poros Fasis yang diwakili oleh Jerman,
Jepang dan Italia, Blok Komunis yang diwakilkan oleh Uni Soviet dan China, Blok
Sekutu yang diwakilkan oleh AS dan Britania Raya. Namun AS dan Rusia kemudian sepakat untuk menjadi satu
kawan menjadi Sekutu untuk bersama-sama menjatuhkan Blok Poros. Beberapa tahun
perang berlangsung, dunia melewati masa-masa kelam dengan dihadapkan langsung
pada kekejaman demi kekejaman. Perang Dunia II tidak begitu menonjolkan isu
Agama, namun lebih ke permainan isu Ras dan Kebangsaan (Nasionalisme).
Bagaimanapun juga kerugian atau dampak yang ditanggung tak mudah dihitung.
Apalagi yang jadi korban adalah orang-orang yang tak bersalah dan bahkan tak
mengerti apa-apa tentang politik pada masa itu. Jutaan nyawa hilang sia-sia,
harta benda lenyap, bahkan sudah tak ada lagi sisa harapan untuk hidup yang
lebih tenang. Dunia mencatat kerugian nyawa sekitar 60 Juta, itu pun hanya
perkiraan karena banyak kematian yang tidak tercatat. Ironisnya, 40 juta
terdiri dari warga sipil. Kematian disebabkan karena wabah, penyakit, kejahatan
Genosida, kelaparan, dan pembantaian.
![]() |
Perang Dunia II |
Perang Dunia II sudah lama berakhir, tepatnya
pada 2 September 1945 dengan menyerahnya jepang di atas kapal USS Missouri.
Dunia sedikit berlega setelah lama dibalut masa kejam atas dasar kekuasaan.
Banyak Negara-negara jajahan yang mulai memerdekakan diri dengan memanfaatkan
akhir perang ini. Namun walau waktu terus berganti generasi, perang tetap saja
terjadi. Blok Poros telah runtuh, sehingga tersisa Blok Komunis dan Blok
Sekutu, sehingga dilanjutkan Perang Dingin atau tepatnya perang ideology antara
Blok Timur Uni Soviet (Komunis) dengan Blok Barat AS dan NATO (Sekutu). Perang
Dingin berlangsung kental dengan nuansa ideologis, walau kita juga menyaksikan
perang secara fisik seperti Perang Korea, Revolusi Kuba, Blokade Berlin dan
lainnya. Hingga diakhiri dengan pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
![]() |
Cold War AS - Soviet |
Walaupun Perang Dingin bisa dikatakan selesai,
dunia tetap dilanda ketidaktenangan atas perang, seperti kita lihat akhir-akhir
ini perang dan sengketa di Timur Tengah. Perang Geopolitik di Timur Tengah
kental dengan nuansa Agama dan konflik Sekterian. Dan Amerika memanfaatkan
betul konflik tersebut untuk kepentingannya memperoleh keuntungan di Kawasan.
Terutama kita lihat konflik di Suriah yang beragendakan menjatuhkan pemerintahan
Bashar Al-Assad yang sah. Isu-isu diciptakan untuk memanaskan konflik, dan juga
untuk menarik simpatisan agar mendapatkan bala bantuan secara sukarela. Apapun
akan didonasikan jika diatasnamakan dengan agama. Sehingga jangan heran jika
perang yang didasari dengan agama akan berlangsung lama dan susah berakhirnya
bahkan bisa kekal sampai dibawa ke lubang kubur. Pemerintahan Bashar konsisten
untuk menolak Kedubes Israel di negaranya. Hal ini membuat Amerika tidak senang
karena Israel adalah sekutu mesra Amerika Serikat. Sehingga AS beserta sekutu
NATO di Kawasan harus turut menghabisi Bashar dengan skenario yang kotor.
Ditambah lagi Bashar menolak proyek pembangunan pipa gas dari Qatar menuju
Eropa yang akan melintasi Suriah, Bashar melihat ini adalah proyek yang akan
menguntungkan barat dan sekutunya di Kawasan Regional sehingga harus
digagalkan.
![]() |
Peace For Syria |
Lagi-lagi
Barat tidak suka akan hal ini dan semakin memantapkan niatnya untuk
menggulingkan Bashar Al-Assad. Diciptakanlah isu-isu murahan namun sentimental,
seperti Pemerintahan Bashar adalah pemerintahan yang zalim, lalu diteruskan isu
agama (Islam-Non Islam), kemudian dilanjutkan isu Sunni-Syiah, yang mana sebelum
ada konflik mereka hidup aman berdampingan. Setelah itu diciptakan
boneka-boneka seperti ISIS dan Kelompok Mujahidin lainnya. Rusia tahu akan hal
ini, bahwa AS beserta sekutu regionalnya memainkan peran di Timur Tengah. Sehingga Rusia ikut turun
tangan membantu Bashar menyingkirkan pengacau. Kedua Negara itu (AS-Rusia)
kembali bersitegang di Timur Tengah, dan sempat hubungan keduanya memanas
beradu urat. Moskow dan Washington saling lempar sindiran dan kutukan atas apa
yang dilakukan di Timur Tengah. Hingga berakhirnya Perang Suriah ditandai
dengan kekalahan demi kekalahan para pemberontak dan mereka dipulangkan ke
Negara asalnya. Namun, hubungan AS dan Rusia sudah kadung tidak baik. Hal ini
sempat menjadi isu sebagai awal mula penyebab Perang Dunia III. Bahkan Majalah
Time pernah menuliskan bahwa Perang Dingin Jilid 2 dimulai tahun 2014.
![]() |
Peristiwa 9/11 |
Sebenarnya perang Geopolitik Timur Tengah dimulai
setelah peristiwa 9/11, beberapa tahun kemudian AS menyatakan perang terhadap
Teror dengan anggaran US$ 4000 Miliar. Moskow melihat itu sebagai alasan
Amerika untuk menyerang 7 negara yaitu Irak,
Libya, Pakistan, Afganistan, Somalia,
Suriah, dan Yaman. Yang digunakan tak lain dan tak bukan adalah isu sekterian.
Perkiraan jumlah nyawa yang melayang adalah 1,3 Juta orang. Perang terhadap
teroris katanya, tetapi sebetulnya adalah proyek ekspansi untuk menjamin
kekuatan ekonomi dan militer AS di kawasan Regional Timur Tengah. Seorang
jurnalis, Naomi Klein pernah mewartakan bahwa Perang Timur Tengah diciptakan
oleh AS dengan biaya rekonstruksi Irak sebesar US$100 Miliar. Dengan
menjatuhkan Saddam Hussein dan menjanjikan warga Irak hidup tentram, tetapi
malah sekarang Irak menjadi Negara gagal dan basis teroris, dari sini kita
dapat lihat teroris itu sebenarnya buatan siapa?.
![]() |
Obama and Putin |
Hal ini disinyalir menjadi pemicu Perang Dunia
III yang melibatkan AS dan Rusia. Konflinya bukan hanya di Timur Tengah saja
sebetulnya, seperti konflik Asia-Pasifik yang melibatkan China-Amerika, Konflik
percaturan ekonomi dengan dimulainya Trans Pacific Partnership yang diprakarsai
AS tapi tidak melibatkan China. Ditambah tensi yang mulai memanas antara China
dan Jepang, kemudian konflik China dan Amerika di Laut China Selatan yang
mebuat AS berang.
Jika kita lihat, peta Perang Dunia III akan
berlangsung antara konflik AS dan Rusia, dengan peta koalisi Rusia akan
bergabung dengan Negara-negara Timur tengah yang menjadi korban skenario jahat
AS seperti Iran, Yaman (Houthi), Suriah (Pemerintah). Lalu berkoalisi dengan Negara-negara yang
beraliran komunis mengingat kesamaan histori dan persaudaraan seperti Korut,
Kuba, China, dan Vietnam. Sedangkan AS akan menggandeng Negara sekutunya dan
Negara-negara yang masuk dalam NATO. Tak terkecuali akan menggandeng Jepang,
dikarenakan Jepang sedang panas dengan China. Lalu AS bisa saja menggandeng
Korea Selatan karena sedang panas dengan Korut. Lalu menggandeng Saudi karena
sedang panas dengan Houthi di Yaman, dan juga hubungan Saudi-AS dalam
percaturan di Geopolitik Timur Tengah selalu bergumul mesra. Bisa saja AS juga
menggandeng Inggris dikarenakan romantisme masa lalu, jika Inggris merapat
otomatis Negara-negara Commonwealth siap membantu. Jika dispekulasikan,
kemungkinan Perang Dunia III akan berlangsung di Kawasan Timur Tengah, Laut
Cina Selatan, Laut Pasifik, dan juga di Negara-negara yang sedang memanas
terkait ideologi seperti Korsel-Korut. Tetapi, analisa diatas masih bisa berubah sewaktu-waktu mengingat AS beralih kepemimpinan dari Obama ke Donald Trump. Hal tersebut bisa jadi meredakan konflik atau justru malah memperburuk keadaan.
Dari segi teknologi persenjataan kita dihantui
oleh teknologi Nuclear Weapon, yang mana Negara-negara maju sudah
mengembangkannya. Kita tahu dampaknya akan seperti apa, yang jelas dunia akan
menjadi planet yang sangat meprihatinkan. Tak terbayangkan berapa banyak
manusia bahkan makhluk hidup lainnya atas kekejaman perang yang luar biasa biadab
ini?. Pantas bila Einstein mengatakan, "Saya tidak tahu apa senjata Perang Dunia III nantinya, tapi Perang
Dunia IV akan menggunakan tongkat dan batu." Mengingat dampak yang super
dahsyat dari teknologi senjata nuklir terhadap keberlangsungan kehidupan di
muka bumi. Bahkan bila diperkirakan ini adalah masa pengurangan penduduk bumi
secara serentak.
![]() |
Ilustrasi Nuclear Weapon |
Bagaimanapun alasannya kalau perang akan membuktikan mana yang baik dan mana yang benar,
atau bahkan dengan janji kehidupan setelah kematian, Perang tetap akan
menyisakan biru dan haru dalam sejarah keberlangsungan makhluk hidup di muka
bumi ini. Perang hanya akan menyisakan kesengsaraan apapun itu alasannya. Tetapi
semua belum terlambat, kita dapat membuat dunia lebih damai, inilah mimpi yang
harus kita wujudkan mulai dari sekarang juga.
“War is over, If
you want it.” -John Lenon-
Referensi :
Big Thanks to Readers!
Written By : Vrandes Setiawan Cantona - Langit Tjerah
No comments:
Post a Comment